29 April 2004

Bungaku Rumput Liar
sajak syam asinar radjam

Kalau senja mengetuk pintu hari. Dengar bungaku bersendawa. Matahari tertawa bersamanya sedari pagi. Mengenyangkan, katanya.

Kalau matahari hendak pergi, aku membalurkan air putih hingga segar sampai akarnya. Bungaku bersendawa lagi. Besok aku minta matahari lagi, katanya.

Kalau ada bintang, satu, dua, atau banyak sekalian, bungaku malu-malu membersihkan debu dan keping-keping yang layu. Besok aku berikan kuntum yang paling semerbak kepada pagi katanya.

Kalau dia hendak tidur, bungaku itu berdoa. Tuhan, katanya, Jangan ada yang memindahkannya ke vas bunga.

Kalau sudah begitu, biasanya aku mengecupnya. Kamu sudah di tamanku, bungaku rumput liar. Mmmwaah,...
No Where To Run, Hua ha ha
Sajak Syam Asinar Radjam

: bungarumputliar

Hari ini kau mendapati satu paket pos
besar seperti lemari
gembira, menebak-nebak, kau buka
"Ah, kau rupanya," Katamu kecewa
Aku di dalamnya, bukan sebuah boneka beruang
Kau berlari mengejar bis surat tepi pagar
; mencari obat penenang?
Ha ha, aku mengintipmu menujuku
aku di dalam amplop dalam bis surat, sayang.

(Ponpes At-Ta'ibin, 28 pagi april 2004)

28 April 2004

rindunya.
diantara ruang waktu diantara lamunan dan realiti
itu ruang untuk aku bertemu dengan mu
ruang waktu yang pasti membuah senyum nakal dibibirku
yang akan memberikan kehangatan pada tubuhku
ruang waktu untuk aku merasai dalam khayal
hangat tubuh mu
peluk cium mu
belai manja mu
dan segala gala yang ku cinta tentang diri mu.
rindunya aku pada mu sayang.
rindunya aku.

tewaskan waktu ..
puteri dan putera kecil.

jgn biar mereka menghimpit mu ...

tewaskan waktu ...
demi hidup ..
demi kasih sayang ayah dan bonda mu ...

jalan kehidupan mu masih panjang ...
bertahanlah sedikit ...
cahaya gemilang pasti datang.

Tuhan ku ..
telah kau tentukan nasib yang satu itu ...
biarkanlah putera dan puteri mu yang berdua ini
hidup berlari dan gembira ...
seceria bidadari mu di syurga ..

Nesa ... doakan mereka dek sayang ..
semoga mereka dapat meneruskan perjuangan hidup mereka.
Damailah kau disana ... disisi ... Tuhan.

27 April 2004

Tambatan Kata

kembali kutanggalkan jangkar-jangkar jemariku
pada pusara penjara-penjara bilik lara berabu
singgah dan menari bersama kawanan bebuku rindu
ingin rasanya melahap lagi hening kebisuan
atau setidaknya sedikit saja sempalan peraduan

menggapaimu memang tidak lagi sesusah dulu
menunggu pertahun untuk melengkapi kelabu padu
sekarang cukuplah setahun dua kali
wujudkan kerinduan lepaskan angan tak bertepi

kembali kutambatkan kata dalam dermaga kebisuan
bisu, sebisu hasratku akan tetatih asih keraguan
menghantarku kembali pada ombak-ombak tak henti
tinggalkan kata di kelambu senja

seribumenara, 240404
Prasasti (3)
: sejarah

Boleh aku letakkan disini?

Kau menunjuk. Sebuah titik. Kecil saja.
Itu apa?
Laci! Jawabmu.

O.
Lantas?

Kita kunci!

(BuRuLi, LeBul: 26.04.2004)







21 April 2004

Atas berkat dan karunia Tuhan Yang Maha pengasih dan Maha Penyayang, di iringi doa dan kesepakatan segenap keluarga, kami bermaksud memohon pemberkatan pernikahan
EDI SANTANA SEMBIRING
dan
EGIA ANINTANA Br SITEPU


yang akan dilaksanakan pada: hari Jumat, 23 April 2004 jam 14.30 WIB di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Jl. Sei Batang Serangan No 2/97 Medan

Sebagai ucapan syukur dan rasa sukacita, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk berkenan hadir dalam pesta adat yang akan dilaksanakan pada: hari Sabtu, 24 April 2004 jam 11.30 - 14.00 Wib di jambur Halilintar Jl. Jamin Ginting KM.11 Medan

20 April 2004

seonggok arang bingung berdoa
ingin hidup, tapi lupa asal pohon apa

15 April 2004

Let me go away
Cos this is not my place
I must go to where I belong
In here I am not more than just obstruction to you
And you will only become my harassment
It is time to let go
Everything must go leeway
And everyone must do what they have to do
I know.. I am the one who come in
Nevertheless I am the one who must come out
I am the one who screw things up
I am sorry and please forgive me
Even truly is hard for me to leave
But I have no other choices
Still inside I will always love you

Can I do that?
Of course I can’t.. That’s only words.. and I just a woman..

14 April 2004

"kehidupan" bag.2


untukmu "kehidupan".
aku tahu engkau s'lalu saja ingin mengatakannya,
akan tetapi lidahmu yang kelu tak mengijinkan
bibirmu tuk melontar suara nuranimu,
sepertinya ada jutaan kata yang tertahan
dibalik bisunya mulutmu
dan ingin sekali engkau ucapkan dari kerungguanmu.

biarlah aku yang akan mengajarimu
perlahan-lahan sekata demi sekata
agar kelak engkau mampu kembali berbicara,
dan suatu hari nanti telingaku akan mendengar
engkau membisikan cerita "kerinduan angin"...

"kehidupan"... berjanjilah padaku...
bahwa engkau takkan pernah lari lagi dariku,
aku terlalu mencemaskanmu,
bahkan aku t'lah trauma akan hujan dan lorong itu
dimana aku menemukanmu sedang menangis,
yah... malam itu engkau basah kuyup tanpa tongkat
meraba tanah berlumpur mencari jejak kompasmu...

akan tetapi akhirnya engkau pulang bersamaku
dengan air mata kita.
kini akan kujaga engkau dengan lebih baik
agar peristiwa kemarin tidak akan terulang kembali.
cintaku "kehidupan"...




notes 4 'by': "): hikz... mengapa hingga kini saya masih mencintaimu? saya masih terobsesi padamu 'by'... padahal saya juga tahu kalo kamu seorang yang pincang(kehilangan kaki kanan) dan kamu juga menderita tuna runggu(bisu) sehingga komunikasi kita dalam sehari-hari juga terganggu. saya tahu kamu pasti akan berkunjung kemari maka itu sengaja kutulis ini untukmu 'by'. mungkin juga kamu jawabannya, sedangkan saya disini sudah kehilangan akal sehat saya. 'by' katakan pada saya mengapa 8 tahun sudah lewat dari sejak kita sltp kls 3 sampai sekarang, saya masih menjadi seseorang yang nekad da tidak segan-segan untuk mempertaruhkan keselamatan jiwa dan nyawa saya hanya untuk kamu saja? katakan jawabannya padaku secepatnya. mengapa saya juga tak sungkan untuk membunuh siapa saja yang mencoba untuk menyakitimu disekolah dulu? saya belum pernah segila ini karena kamu hikz... :("

13 April 2004

beberapa pesan masuk mengisi inbox emailku. lagi-lagi kata-kata, hanya kata, dan memang selalu kata-kata. kata-kata seukuran melebihi telapak tangan saling bertubrukan. logika, dialektika, rasa, instuisi, estetika, sistem nilai ideologi, tatanan norma: cukup untuk mencampuradukan peristiwa-peristiwa dramatik. aku baru sadar, kata-kata terlalu berharga untuk jadi penghuni tong sampah. ah, aku mulai muak dengan segala kata. kenapa orang hanya bisa berkata-kata pada dirinya sendiri? ini bukan tentang tragedi nasional, kawan! kita tidak mempersiapkan mata air untuk air mata kita.

my lenin, via sms 13.04.04
Ah mimpi ...
Kamu selalu datang dan pergi sesuka hati
Datang dengan membawa keinginan
Lalu pergi bersama kenyataan
Sampai-sampai tidak tau lagi
Ingin bermimpi atau tidak...
.............................
Kalau pun bertemu hanya akan saling melukai
Apakah tetap masih lebih baik jika terpisah bersama rindu ..??

12 April 2004

pembicaraan dalam selintasan gelas teh

:orang-orang yang dianggap purba dan tidak laku

kita seperti sedang menghidupkan mumi yang sudah lama mendekam iseng sendiri di sebuah makam yang sudah teramat tua dan purba. jangan pernah bertanya kenapa dan kapan kita kehilangan arah? kita sedang menyelusuri semua jejak yang masih terekam dan tercecer di antara sejarah bangsa kita. seseorang pernah bilang kita akan menjadi bangsa yang besar, tetapi nasionalisme saat ini serupa nasi yang kemudian menjadi tai*

mengapa masih ragu ketika melihat piramida yang sudah kuno dan mapan membusuk itu. ayo hancurkan, hancurkan!!

-kantinbonbinsastraugm

*dikutip dari salah satu puisi Wiji Thukul

11 April 2004

ada kembang gula dari senyumku
yang ingin kupersembahkan padamu...
kar'na dimalam minggu itu senyummu bagaikan permen coklat
yang nikmat, sedap, dan manis sekali...
saat itulah pertama kalinya aku suaramu yang lemah
sedang berbicara padaku dengan perhatianmu yang tersisa
untukku...

t'rima kasih sekali lagi tuk semua kekhawatiranmu padaku,
dan disini pun aku s'lalu mencemaskan dirimu,
apakah disana aku s'lalu ada didalam pikiranmu?
imajinasimu? inspirasimu? fantasimu?
jujur saja aku ingin menjadi s'luruh beban pikiranmu,
satu-satunya bayanganmu disetiap malammu
hingga berada didalam setiap mimpi indahmu maupun mimpi burukmu...

aku ingin sekali menjadi butiran embun
yang membasahi dan menyejukkan seluruh tubuhmu, hatimu, batinmu,
hingga ke s'luruh jiwamu disaat engkau sedang resah dan panik...
aku ingin menjadi ranjang dimana engkau berbaring setiap malam,
dan aku juga ingin menjadi bantal untuk membelaimu,
melelapkanmu disetiap tidurmu.....

08 April 2004

there is only one way to heaven: golgotha!

KELUHKU PADA KEADAAN

Telah kusematkan di bibir-bibir angan
akan perjalanan rasa yang terus mengalir
menyusup ke sela pori perlahan
lalu tular menular dari setiap sentuhan
merasuk selaksa warna pada kampas kekosongan jiwa
terbawa bersamanya ribuan tetatih asih
bergentayangan bak roh-roh yang haus
akan persinggahan dan persemayaman abadi
tercecer bagai cabikan-cabikan penantian
serta keluh kesah yang tak kunjung reda
di kemuning menjelang senja pada peraduannya
aku dan belasan hari yang terlewati
adalah angan yang tercampakan
di pelataran-pelataran mimpi
atau setidaknya pada suguhan
jemari dan pundak-pundak mentari
yang mulai menunduk menjemput pekat

Mengapa, merupakan kata yang digunakan
untuk bertanya, namun mengapa dan mengapa
kadang kugunakan untuk menyalahkan
mengapa mereka bilang keadaanya yang
memang kurang kondusif untuk ungkapkan
ini semua walaupun hanya melalui
sandi-sandi usang terulang-ulang
Hahaha....
lihat! lihat disana orang-orang yang
menganggap dirinya suci berjikrak-jikrak
mengikuti irama musik menari terseok-seok
bahkan diselimuti kehawatiran terungkapnya
kedok-kedok getaran halus yang memenuhi
dawai-dawai dan bilik-bilik tipis melangit
bersembunyi dalam jubah-jubah yang mereka
namakan agama, menjadikannya tameng
lalu diusung pada pohon-pohon kedigjayaan
inilah punyaku itu punyamu, dan karena
yang ada padaku aku rasa kurang, maka
yang ada padamu harus kamu serahkan demi
kesempurnaan dan kelancaran sirkulasi serta
keabadian yang selama ini kami idam-idamkan
Lihat! lihatlah wahai pecinta penglihatan
mereka bunuh-membunuh, bunuhlah! bunuhlah!
bunuh yang tidak sepaham dan seralas atau
bahkan bertentangan dan menghalangi apa
yang selama ini kamu kejar dan cita-citakan
jadilah terbaik dari selaksa baik
dari ujung barat ke ujung timur
ujung utara ke ujung selatan, tancapkan
umbul-umbul kebesaranmu sebarkan hingga ke negri
yang konon disetiap awal tahunnya dituruni
salju-salju putih bersih atau ke negri-negri
yang kata orang tanahnya berwarna kuning muda
tancapkan! tancapkan lagi! ayo, jangan pernah
menyerah karena kamu adalah raja diraja

Hari pertama memang kita sama-sama tidak
mengerti kerling mata satu sama lain, bahkan
hingga belasan hari itu terlewati kita masih
tidak mengerti makna yang terselubung dalam
kabel-kabel angan yang terselubung dan terhubung
pada monitor-monitor animasi, atau layar-layar
sentuh. Tapi hari itu entah hari keberapa
pundakku tak sengaja menyentuh ujung pepundakmu
yang lembut, kaupun terdiam tak mau menggeser
aku tidak tahu apa maknanya ini, yang aku mengerti
hanya getaran dan detupan jantungku yang kian
cepat untuk memompa laju darah lebih cepat lagi
mengikuti saluran arteri dan sungsum tulang belakang
lalu memutar di kemujung jejari kaki,tangan dan
kepala untuk kemudian berbalik arah kembali
ke jantung dan begitu seterusnya hingga ianya
tak lagi mampu menyerap oksigen sebagai pencuri
karbon, kemudian berhembus ke dedaunan.

Cukuplah hingga disini saja, tak perlu diteruskan
tanahnya belum begitu subur untuk merawat
bebunga taman impian itu walaupun masih ada
kemungkinan enol koma enol satu persen.

Cairo, 2 April 2004

06 April 2004

dialmonolog

*: belum

*: lagi ngetik ajah.. ga ganggu

*: ngetik buat blog ajah. hasil buah pikiran=) tadi jenguk sodara

*: belum.. stuck idenya hehe

*: ho oh neh. kalau lg d niatin mau nulis ga keluar deh ide. tapi kalau lg ga ada angin, jari ga mao berenti

*: iya seh.. belum bobo

*: udah ga. mamped. pengen nulis tentang nikah muda. hahaha

*: gyahaha. bukan. aku ga pernah mimpi untuk nikah muda. yang ingin aku kupas adalah kematangan mental orang-orang yang menikah di saat usia relatif muda. banyak yang salah jalur

*: nah bukan itu yang aku permasalahkan. klau orang tua sudah bisa bicara bagaimana cara yang terbaik untuk membesarkan anak berarti dia sudah punya kesadaran dan kuat mental dan finansial. yang aku mau kupas adalah mereka yang terlalu muda dan belum siap mental dan finansial sama sekali untuk mempunyai anak tapi nekad untuk nikah dan beranak.

*: nah kita sudah bicara terlalu jauh. gubug dan tikar tak apa kalau kita mau kerja keras. tadi aku bilang aku bicara tentang menikah muda bagi mereka yang belum siap apa-apa. yaitu mereka yang menikah tapi tidak mengerti kewajiban sebagai orang tua, mereka yang menikah ahanya karena INGIN menikah, bukan karena sudah SIAP. itu beda lo

*: lingkungan dan budaya. kalau memang mau open ya open, jangan setengah-setengah. kalau memang berani berhubungan bebas ya tanggung jawab, atau setidaknya tahu trik untuk mencegah. buat apa kondom atau alat-alat yang lainnya di ciptakan kalau mereka yang mau bebas terlalu malas untuk mencegah. dan nantinya malas untuk bertanggung jawab.

*: btw. kenapa jadi serius begini seh?.. hehehe

*: yah itu kita bicara bagi mereka yang mau bebas. kalau bagi mereka yang ga mau, yah simple aja tunggu ampe waktu menikah dan bisa mempertanggung jawabkan. ganti topik, terlalu serius untuk jam segini.=P
selamat menikmati pemilu yang banci!
sang pertapa tak berkelamin, dia tak banci

merenung menunggu masa
mencari konsep......
Revolutive Marriage!

aku undur beberapa saat dulu ya
:)
menuju Jumat Agung
the passion of the Christ


Tetesan
semua meratap, semua mengais
pasrah lucuti akal yang mati
dari mendung yang melingkupi, langitpun menangis
tetesan bayi-bayi jatuh dalam pelukan
Dimana bayi Mesias?
buat tanya yang meluap

kerakkerakkerakyatan
kepikkepikkepicikan
diamdian kebajikan
samasara di bumi prahara
jauh di ufuk sana
akankah sang fajar mati muda?

15/11/2002
Eksibisionis!

: sebuah catatan kecil BuRuLi

Jangan menjadi eksibisionis! Teriak ibumu, bapakmu, kakak dan adikmu bahkan tetanggamu. Eksibisionis yang mengumbar ceria di depan orang -orang yang sedang lupa apa itu bahagia. Nanti kau dikutuki. Di sumpah-serapahi. Rasakan! Kalau kau besok tak merasakan bahagia lagi!

Idih! Kenapa, sih?

Seperti kita yang meski saatnya sedang tidak puasa hampir selalu tak bisa makan dengan tenang disaat bulan puasa. Wah. Sebenarnya kita kan tidak lantas menunjuk-nunjukkan. Kadang kita sudah duduk manis di wilayah meja makan. Memang tempatnya. Masih salah juga?

Kalau kau sedang jatuh cinta, lalu matamu berpendar ceria indah seperti bintang yang menggantung di atap surga, apa itu salah?

Kenapa jadi salah?
Dimana salahnya?

Kita tak sedang memamerkan baju baru di depan orang-orang yang tak sanggup punya baju!

Seorang kanak-kanak baru saja menyelesaikan gambar ikan mas kokinya. Warna-warni. Sangat ceria. Jangan kau bayangkan sebagai sebuah gambar sempurna sebagaimana guratan seorang dewasa. Ia hanya mengguratkan warna, kemudian meneriakkan judul “gambarnya” :

“INI GAMBAR IKAN MAS KOKI SAYA!”

Seandainya kau tak punya keberanian sebesar dia untuk memamerkan sebuah karya, maka diamlah dan duduklah manis tanpa mengganggu kebahagiaanya. Ia cuma kanak-kanak, yang selalu mudah untuk menjadi riang dengan sendirinya.

Kenapa kita tak mulai belajar turut berbahagia atas kebahagiaan orang-orang di sekitar kita? Memberi mereka doa agar kebahagiaan itu selalu ada dan semoga menular pula ke sekelilingnya.

Membayar tawa dengan tawa, pelukan dengan pelukan, tangan-tangan yang selalu bergandengan. Selamat! Selamat atas kebahagiaanmu. Maukah kau turut berdoa buatku? Agar aku bisa seberuntung kamu?

Manis sekali!

(BuRuLi, LeBul: 06.04.2004)

05 April 2004

PEMILU

adakah yang lebih baik untuk bangsaku
selain ini, tuhan?

Indonesia, 5 april 2004

03 April 2004

hei... lihat dibelakang pintu gerbang,
ternyata ada resep kematian ramuan penghuni kuburan
dilantai berkeset baja yang penuh darah beku
dan sepotong daging busuk yang telah berulat
dikerat-kerat beberapa ekor serigala hutan,
mereka bersulang dengan beberapa gelas arak
sembari merokok mereka melakukan ritual penyambutan
kedatangan pecundang kiamat yang telah mulai terlihat,
dialah dewa ajal beristrikan malam yang mati
dikawal jutaan kelabang dan tarantula pencinta bangkai,
bersama mereka memperkosa dan membunuh rembulan,
bahkan mereka menganiaya dan membantai bintang-gemintang,
halimun kosong yang menyesakkan sukma
menjadi bukti dan saksi kedatangannya,
misteri gaib kiamat akan datang memusnahkan roda kehidupan
dibalik mistiknya alam yang telah kehilangan ramah-tamahnya.
sebungkus lauk yang membasi diatas jembatan layang
dengan aroma tengik datang menjamu sesosok mayat
yang tewas penasaran dan membanal dibawah pohon kapas
tanpa mengetahui dimana keberadaan tempat tinggalnya,
dan sebuah gubuk beratap rumbia yang rusak
kini pun menjadi tempat terbaik untuk berteduh
walaupun hanya beralaskan tumpukkan jerami lembab...

jutaan laron-laron menyerang sebuah lampu neon
diatas langit-langit penuh bercak rembesan air hujan
menjadi saksi ketakutan cahaya kunang-kunang yang redup
diantara tepian sungai yang telah pasang surut...
apakah benar rumah adalah tempat tebaik untuk mati?
atau kematian hanyalah kesengsaraan yang telah berakhir
setelah melewati penyiksaan-penyiksaan kehidupan...

kemana lagi perginya roh perana kehidupan?
apakah mereka akan mendapatkan jaminan sebuah rumah
untuk berteduh setelah kematian-kematian?
ataukah dia hanya akan dianiaya
dengan lebih tak berprikemanusiaan didalam dunia fana
yang terus membuatnya penasaran tiada berkesudahan...
setelah itu, kehidupan dan kematian pun ada hal yang sama!
tak ada yang tahu akan kebenaran
arti sebuah dendam yang berdiam terselubung
dibalik seorang perempuan berkumis
dengan helai-helai janggut penderitaan beruntun
didalam langkah-langkah kakinya
bersama sepasang sepatu bertumit patah
menggembleng anak-anak asa
yang telah terpatah-patah didalam rahim,
air ketuban yang terus mengalir tiada henti
dari janin-janin perawan dosa
membasahi tiap-tiap jalanan yang pernah terlewati
diiringi air mata kesumat yang jatuh
tertiris diantara kedua telapak tangan yang pecah...
sembari hanya meratap keatas langit malam
yang hampa tanpa bintang rembulan,
sungguh perjalanan sebuah dendam kesumat
yang terus berkelanjutan...
hingga berakhir diterminal stasiun ajal
dan kereta api kematian yang datang menjemput
detik-detik kehidupan...

jeda
: akan antang no tien

lukisan-lukisan mu melayang mengambang dijeda kamar
bunyi-bunyi mu satu-satu senandung dijeda telinga
tulisan-tulisan kata kalimat mu mengeja dijeda mata
lirih-lirih suara-suara mu menghantu beku dijeda mulut
kamu dan aku ....

01 April 2004

Kepada Pohon Apelku
: Mei

Ijinkanlah aku untuk selalu bermanja padamu , pada dahan-dahanmu kutemukan madu!

Peluk Sayang Selalu!
Pooh