03 April 2004

sebungkus lauk yang membasi diatas jembatan layang
dengan aroma tengik datang menjamu sesosok mayat
yang tewas penasaran dan membanal dibawah pohon kapas
tanpa mengetahui dimana keberadaan tempat tinggalnya,
dan sebuah gubuk beratap rumbia yang rusak
kini pun menjadi tempat terbaik untuk berteduh
walaupun hanya beralaskan tumpukkan jerami lembab...

jutaan laron-laron menyerang sebuah lampu neon
diatas langit-langit penuh bercak rembesan air hujan
menjadi saksi ketakutan cahaya kunang-kunang yang redup
diantara tepian sungai yang telah pasang surut...
apakah benar rumah adalah tempat tebaik untuk mati?
atau kematian hanyalah kesengsaraan yang telah berakhir
setelah melewati penyiksaan-penyiksaan kehidupan...

kemana lagi perginya roh perana kehidupan?
apakah mereka akan mendapatkan jaminan sebuah rumah
untuk berteduh setelah kematian-kematian?
ataukah dia hanya akan dianiaya
dengan lebih tak berprikemanusiaan didalam dunia fana
yang terus membuatnya penasaran tiada berkesudahan...
setelah itu, kehidupan dan kematian pun ada hal yang sama!

Tidak ada komentar: