30 September 2001

mam, yg kutipan hoek gie kemaren bukannya dikutip dari joan the arc/saint joan?
kau tahu...
di mana kurangkum kata-kata itu?
di ruang ujian!
kau diujung mataku...meski tanpa raga

dua kali enam puluh menit...
sembilan puluh sembilan persen
kugunakan 'tuk merabamu yang tanpa raga itu
dalam gelap yang paling gelap
dalam hitam yang paling hitam

aku bisa saja tak cinta kepadamu
kalau kau memang menginginkan itu...

tapi...
kau tahu...
dimana aku merangkai kata-kata itu?

di ruang ujian!
betapa dingin dan sepinya di situ....

29 September 2001

kata-kata tak sampai
Ada Yang Bergerak

Sebuah gerak, dan gerak-gerak, dan diam tak bergerak
Karena hati, karena jiwa, karena rasa
Karena tumbuhan, karena hewan, karena alam, karena Tuhan

Sebuah gerak, dan gerak-gerak, dan diam tak bergerak
Pelan, lambat, perlahan
Cepat, cepat, dan cepat
Terhambat atau mengalir
Terlambat atau terlalu cepat
Kecil atau besar

Sebuah gerak, dan gerak-gerak, dan diam tak bergerak
Pada benda, benda, benda, dan benda
Mati atau hidup, hidup atau mati

Seperti atom-atom, molekul-molekul, ion-ion yang bergetar
Sel-sel, jaringan-jaringan, organ-organ yang berjalan
Jantung yang berdetak-detak, darah yang mengalir
Atau urat-urat saraf yang menegang

Seperti debu-debu yang beterbangan
Atau kerikil-kerikil dan batu-batu kaku berserakan
Dan ombak yang tak henti menerjang
Atau salju putih menghampar di utara dan selatan

Seperti angin yang terus berhembus
Atau badai yang menerjang hutan-hutan berputar-putar
Seperti air yang mengalir
Atau banjir yang menghapus sabana dengan deras liar
Seperti gerakan magma di perut bumi
Atau letusan gunung berapi yang menakutkan

Rumput-rumput yang bergoyang
Kuncup-kuncup yang berkembang
Daun-daun yang berjatuhan
Bunga-bunga yang mekar

Dan akar-akar yang menjalar serta batang-batang pohon
Dan dahan-dahan serta ranting-ranting yang diam
Ataukah tarian pucuk-pucuk cemara
Atau lambaian daun-daun kelapa

Semut-semut, ulat-ulat, siput-siput yang merayap
Kupu-kupu, laron-laron, capung-capung beterbangan
Burung-burung, kelelawar-kelelawar, melayang-layang
Kodok-kodok, belalang-belalang, jangkrik-jangkrik berloncatan

Seperti layar-layar kapal yang terkembang
Dan bendera-bendera yang berkibar
serta jarum jam yang berdetak, roda-roda berputar
Bumipun berputar, bulan berputar, planet-planet berputar
Matahari berputar, dan bintang-bintang berjalan atau diam

Bahkan api yang berkobar
Asap yang menyebar, terbang, melayang
Serta awan yang bergerak menggumpal dan menyebar
Atau langit yang diam tanpa pilar-pilar

Bahkan peluru yang keluar dari senapan
Bom-bom yang meledak
Kota yang terbakar
Negeri yang porak-poranda

Juga mahasiswa yang berunjuk rasa, berjuang
Kayu-kayupun menghantam dan sepatu-sepatu menendang
Batu-batupun beterbangan, korbanpun berjatuhan

Bahkan anak-anak kecil yang berlarian ketakutan, sewaktu perang
Tak seperti anak-anak yang bermain kejar-kejaran,
di alam kebebasan

16031999 - zaM

Hidup berarti bergerak
bergerak bukan berarti hidup
Mati berarti diam
diam bukan berarti mati
Karena Aku Tak Akan Pernah Dewasa
Sebelum Aku Mengenal Wanita ....*


Tatapan mata seorang wanita
adalah secercah cahaya
yang memendam beribu makna dan rasa
dari ketajaman hati dan kepekaan jiwa
akan warna-warni dunia

Semua akan hanyut
terbawa dalam suasana
jika mendengar suara tangis
dan melihat tetes air mata wanita

Kebahagiaan dan keceriaan
pada senyum di bibir wanita
mampu melukis siapa saja
dengan warna-warni lembut nan anggun

Karena, Kekuatan wanita ada pada hatinya
yang mampu menciptakan kehangatan, kebahagiaan
bahkan peperangan dan kehancuran dunia...

Setiap tatapan mata seorang wanita
sesungguhnya membutuhkan perlindungan
dari seorang pria...
dan ia akan selalu membalasnya
dengan balutan kasih sayang
yang hangat dan mesra
yang halus dan tulus

Karena itu tak ada
yang lebih indah dan bermakna di dunia
selain seorang wanita,
bagi pria...

Hawa ada karena Adam,
wanita ada karena pria
dan manusia ada karena wanita
karena awal terjadinya manusia
terbentuk lalu terlahir
dari rahim seorang wanita

Karena itu wanita adalah ladang
tempat tumbuhnya benih-benih kehidupan

Tak ada yang lebih besar
dari pengorbanan wanita
jika ia telah menjadi seorang ibu
dan memberi sesuatu kepada anaknya

Karena itu wanita adalah kasih
yang terus mengalir tak berhenti
membalut ruang-ruang jiwa
dengan kehangatan dan kedamaian...

Aku mencoba berfikir
dan mengerti apa makna wanita

Karena aku tak akan pernah dewasa
sebelum aku mengenal wanita

[ 12 April 2000 20.30 WIB ]

Wanita bukanlah objek kekerasan hanya karena fisiknya lebih lemah
tapi sebaliknya, pada jiwa seorang wanita ada kekuatan untuk mendinginkan, menyejukkan dan menjernihkan setiap jiwa yang buram, keras dan tajam


*zaM

zam kemana yah...

27 September 2001

btw, butre...novelnya mas eka bakalan keluar awal taon depan:)
jadi tungguin aja yah:))
Dialog dan Kemanusiaan*

Aku tak tahu apakah aku terlalu banyak berdialog dengan diriku sendiri. Kalau hari ini betul, tentunya inilah sebagian yang menyebabkan aku kurang mampu berkomunikasi dengan lingkunganku. Tapi bukankah memperbanyak dialog dengan diri sendiri itu justru menambah kita makin mengerti arti kemanusiaan ini? Dengan melihat diri sendiri kita melihat manusia.

24 januari 1970
-Ahmad Wahib

*dikutip dari "Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib", terbitan LP3ES, 1983
Berapa banyak sebenarnya seseorang akan hidup?
Apakah ia akan hidup seribu hari lamanya atau hanya sehari?
Untuk seminggu atau untuk beberapa abad?
Berapa lamakah seseorang akan menghabiskan waktu untuk sekarat?
Apakah artinya mengatakan "untuk selamanya"?

-Pablo Neruda

nb: gue coba2 terjemahin:)
ting,

siapapun juga
ingin mengendalikan waktu
untuk waktu sedetik itu
ketika ada pertemuan
mengulangnya
atau hendak
menghapusnya

ting,

kemarin dia bilang kepadaku
sampai jumpa
di pengadilan waktu...

ting,

aku ingin membunuh waktu...
cinta dalam kata-kata
ku yang manjadi AKU

andai masa depan adalah temanku
ku ajak dia ke masa silamku
sehingga sekarangku
menjadi nanti

andai waktu adalah aku
ku akan berhenti waktu itu
ciummu
kekal tak terganggu

(ck ck ck ... ngga jauh jauh larinya ....:) )
tak ingin hujan ini reda
tak ingin kita di jalan yg berbeda
selepas hujan di antara jeda...
salam kenal semua.

jika tidak bisa teriak sambil berdiri
kita
berbisik sambil merangkak

:)

22 September 2001

matinya bunga-bunga
:d.a.r.

aku tertinggal dengan hati yang sudah retak
nyaris pecah
lalu kubunuh juga bunga-bunga di hati
biar hilang wangi semerbak
mati kuinjak-injak

mungkin aku masih akan mencarimu
di antara jejaringan
melalui jalinan huruf-huruf
di tirai warung-warung
melalui refleksi gelas-gelas
di kota-kota
melalui warna-warna senja

kuayunkan sebuah palu
menuju dada
biar tak hanya retak
biar tak hanya retak

maaf, aku memang sudah bersiap-siap jatuh
menemani dirimu merangkak

21 September 2001

you are the lonely one ever

i am the lonely one once in a while

we are two in the state of lonely

is it really lonely when we are two are here ?

270401-agung
Nuruddin Nur Asyhadie

20 September 2001

jatuh cinta pada kata-kata? apakah itu mungkin? lalu dari jalinan-jalinannya, rangkai merangkainya, tulisan demi tulisan dan lembar demi lembar tersodorkan di depanku.

bermula dari sebuah rak buku, di sebuah toko dan corat coret itu menggangu mataku. kubaca jua malam itu dan, oh aku tercandu...aku mabuk tersadarkan...

aku mencari dimana dia, aku ingin mengejarnya, dan tiba-tiba aku sudah berdiri disini. aku semakin bertanya-tanya apa yang dilihatnya kini. siapa aku di mata itu?

dan malam ini aku cemburu dengan puisi-puisinya. aku haus, tak terpuaskan... aku ingin mati di antara serakan huruf-hurufnya. aku ingin dikuburkan.
kau lekatkan kata-
kataku di dinding-dinding kamarmu
sementara kau sekap kedua telingamu
seakan takut mendengarkanku
kau tahu...
musim berganti,
namun cinta masih tetap jadi misteri
takkan pernah terjawab sampai akhir nanti
rahasia di hati...

(sens, expresive romantic pop)

19 September 2001

perang
lingkaran setan

15 September 2001

sungguh aku tertawa
menertawakan kita

ahh...bodoh...
aku tak mengerti lagi, aku tak bisa bedakan lagi, aku menangis atau tertawa...

14 September 2001

"bukan tak cinta maka kita tak satu
bukan tak rindu maka ku tak ingin bertemu
aku tak bisa melupakannya,
maafkan aku!"

duapuluh satu patah kata dalam
suratmu kemarin menggambarkan
semuanya tentangmu

"oh...begitu", kataku setengah berbisik

13 September 2001

lalu jariku bergerak-gerak
mencoba menari kaku di atas tuts-tuts kaku
apa yang terekam
apa yang ingin kuungkapkan
jika hati menangis terlalu perih
siapa yang gila dan siapa yang tidak
adakah bedanya?
siapa yang salah dan siapa yang tidak
adakah bedanya?
kita ini sebenarnya mau apa?
memusnahkan diri sendiri?
sungguh aku hanya bisa bertanya...
Jiwa Tergenggam
(Pablo Neruda)


Kita bahkan kehilangan senja ini.
Tak ada yang melihat kita jalan bergandengan tangan
sementara malam biru ambruk ke dunia.
Aku lihat dari jendelaku
matahari tenggelam berpesta di puncak puncak
pegunungan yang jauh.
Kadang-kadang sepotong matahari
terbakar seperti sebuah uang koin di tanganku.
Aku mengenangmu dengan jiwaku tergenggam
dalam kesedihanku yang sudah kau tahu itu.
Di mana kau waktu itu?
Ada siapa lagi di situ?
Bilang apa?
Kenapa cinta mendatangiku tiba tiba
di saat aku sedih dan merasa kau betapa jauhnya?
Terjatuh buku yang biasanya ditutup setelah senja tiba

Dan sweater biruku terlipat seperti seekor anjing
terluka di kakiku.
Selalu, selalu kau mengabur lewat malam
menuju patung patung yang menghapus senja.

-terjemahan Saut Situmorang

nb: entahlah, aku ingin merasakan lagi hatiku yang masih terguncang...entahlah
puisi2 neruda rasanya bisa menenangkan jiwa ini...
aku masih lihat tarian-tarianmu...
aku masih dengar lagu-lagumu...
dan aku masih bisu untuk menebar pujapuji untukmu
catatan lima menit

:alm Pablo Neruda...thx

tapi...
aku mencarimu...dalam sepi
yang begitu menyesakkan
yg gelapnya menghalang-halangiku,
aku mencarimu...dalam detik-detik yg menghunus-hunus
dan cekikkan angin hampa.
api yang tak pernah padam dan
embun yang tak kunjung mengering
adalah sahabat, yang setia memapahku
dalam menujumu

tapi...
di sini aku kehilangan arah menujumu,
kehilangan jalan yg tertutup pasir,
aku kegelapan!

tapi...
kau juga tak pernah peduli, purapura tak mengerti
bahkan sebelah matapun.
Kau berteriak, aku dengar itu,
tapi kau juga sumbat kedua daun kupingku,
kau tutup kedua mata tajamku...
dan kau koyak-koyak
otak mungilku.

tapi...
aku masih terus mendengarkanmu,
memandangimu di tiap-tiap senti ragamu,
mengalirkan sejuta darah yg
mengalir begitu cepat untukmu.
Aku tak pernah mampu untuk
sekedar pura-pura tak perlu denganmu...

tapi...
kau masih di sana dan aku di sini.
Dengan kesepian kita masing-masing.

Bukankah begitu??!
bahkan kita pun belum mengenal sesama...

12 September 2001

kemanusiaan sudah tercoreng...

11 September 2001

lalu rintik-rintik air itu mengalir lagi di antara kaca-kaca jendela, di pintu-pintu rumah dan tembok-tembok kusam.

aku suka hujan...entah mungkin karena aku tumbuh di sebuah kota yang terkenal akan derasnya hujan. atau mungkin masa kecilku bermandikan hujan dan dansa katak-katak jalanan.

kecipak-kecipak-dung-dung, begitulah bunyi percikan air berdendang dan seribu tarian alam bermandi mesra. mungkin ini jugalah yang selalu membuatku terlalu sentimentil jika melihat, mendengar dan merasakan hujan.

aku tak suka payung, aku lebih suka basah berkuyup-kuyup.
"Justru Pada Akhir Tahun"
Rendra


Bermukimlah di peti mati dan jangan menatap lagi
aku terpaksa berkhianat dan cintamu jadi siksa
keengganan-kehilangan jadi ketakutan bangsawan
sangsi yang ini mendorong ingin segala punya
dan jadilah hatiku asing pada pangkalan dan persinggahan

Berilah aku kenikmatan atau keedanan dan bukan cinta
cinta memang kudamba tapi jadi asing di dekatnya
begitu agung ia, mungkin tak kukenal bila singgah di dada
dan oleh luka tak kupercaya lagi kehadirannya

Terkutuklah saat-saat aku sadari diri begini
tampak seolah tindakku berbunga dosa
tindak yang di sisi hatiku sungguh bening
(Percayalah! Matamu 'kan mengutuk segala dusta.)

Tolonglah memupus lari sangsiku.
(demi cintamu yang tidak waras kepadaku!)
Pendamlah cintamu dalam perbuatan edan
atau sekali-kali berkhianatlah kepadaku
atau bermukimlah di peti mati dan jangan nangis lagi
atau bunuh aku dengan tikaman mesra duka cinta
dan segalanya akan pupus begitu
bukankah itu mesra, sayangku?

*dikutip dari Empat Kumpulan Sajak, Rendra, Pustaka Jaya
beri aku bunga
walau ia kan layu

bakarlah aku
sampai jadi abu

melayang aku
di sekitarmu

10 September 2001

: tuhan

kami protes

nb: hehehe kapan imam:P
rindukah aku?
atau mulai menghambarkah rasa ini...
empat musim cinta
aku berada di ujungnya, menanti musim semi tiba
saat mekarnya kembali pucuk-pucuk cinta
aku tak pernah menilai sebuah keberhasilan
kecuali...
titik-titik air mata haru ibunda

09 September 2001

jangan kau pikir kau bisa
menakutiku dengan mengatakan kalau
aku sendirian...
negara perancis sendirian
dan
tuhan pun sendirian...
kesendirian tuhan adalah kekuatan-Nya

-Soe Hok Gie, entah ia mengutip dari mana!

08 September 2001

:d.a.r.

mereka bilang dunia ini penuh dengan bermacam-macam
ramai dengan segala tetek bengeknya
enam mendekati tujuh milyard populasinya

tapi mengapa kamu
mengapa aku
masih saja kesepian...

07 September 2001

lalu aku
mencari cinta yang membebaskan...
atau tak perlukah sebenarnya dicari
karena dia ada di depan mataku?
keberatan

aku keberatan dengan
apa yang kau sebut cinta!
cinta yg memeras
menjajah
dan membodohiku!

aku keberatan dengan
apa yg kau sebut kasih!
bagaimana mungkin
merampas dibilang mengasihi?!
Love Is Art
Sakit perut,
Mungkin ini yang dinamakan Jatuh Cinta?
Atau sekedar pernyataan sesaat?
HUH!!!!!!!

Benci dengan cinta.....!!!!

06 September 2001

kata saman dalam emailnya
kepada yasmin
"ajari aku...perkosa aku!"

katamu dalam desahmu
kepadaku
"aku bosan masturbasi!"
batas antara suka dan cinta...
teramat tipis...

05 September 2001

Kalau kau lupakan aku
(Pablo Neruda)



Aku mau kau tahu
satu hal.

Kau tahu bagaimana rasanya:
kalau aku memandang
bulan kristal, di ranting merah
musim gugur yang bergerak lambat di jendelaku,
kalau aku sentuh
di dekat perapian
abu lembut
atau tubuh keriput kayu,
semuanya membawaku padamu,
seolah semua yang ada,
aroma, cahaya, logam,
adalah kapal kapal kecil
yang berlayar
menuju pulau pulaumu yang menungguku itu.

Jadi, sekarang,
kalau sedikit demi sedikit kau berhenti mencintaiku
aku akan berhenti mencintaimu sedikit demi sedikit.

Kalau tiba tiba
kau melupakanku
jangan cari aku,
karena aku pasti sudah akan melupakanmu.

Kalau kau pikir panjang dan gila
angin panji panji
yang berlalu dalam hidupku,
dan kau putuskan
untuk meninggalkanku di pantai
hati di mana akarku berada,
ingatlah
hari itu juga,
jam itu juga,
aku akan melepaskan tanganku
dan akarku akan berlayar
mencari negeri baru.

Tapi
kalau setiap hari,
setiap jam,
kau rasa kau memang ditakdirkan untukku
dengan kelembutan yang tak terkira,
kalau setiap hari sebuah bunga
naik ke bibirmu mencariku,
ah sayangku, kekasihku,
dalam diriku semua api itu akan terbalas,
dalam diriku tak ada yang akan padam atau terlupakan,
cintaku hidup dari cintamu, kekasihku,
dan selama kau hidup cintaku akan terus dalam
rangkulanmu
tanpa meninggalkanku.

-terjemahan Saut Situmorang
Puisi Paling Sedih
(Pablo Neruda)


aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini.

misalnya, menulis: “malam penuh bintang,
dan bintang bintang itu, biru, menggigil di kejauhan.”

angin malam berkelit di langit sambil bernyanyi.

aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini.
aku pernah mencintainya, dan kadang-kadang dia pernah
mencintaiku juga.

di malam-malam seperti ini, aku rangkul dia dalam
pelukan.
aku ciumi dia berkali kali di bawah langit tak
berbatas.

dia pernah mencintaiku, kadang-kadang aku pun
mencintainya.
bagaimana mungkin aku tak akan mencintai matanya yang
besar dan tenang itu?

aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini.
kerna aku tak memilikinya. kerna aku kehilangan dia.

kerna malam begitu mencekam, begitu mencekam tanpa
dirinya.
dan puisiku masuk dalam jiwa seperti embun pada
rumputan.

tak apa kalau cintaku tak bisa di sini menahannya.
malam penuh bintang dan tak ada di sini dia.

begitulah. di kejauhan, seseorang menyanyi. di
kejauhan.
jiwaku mati kini tanpa dia.

kerna ingin menghadirkannya di sini, mataku
mencarinya.
hatiku mencarinya dan tak ada di sini dia.

malam yang itu itu juga, yang membuat putih pohonan
yang itu itu juga.
kami, yang dulu satu, tak lagi satu kini.

aku tak lagi mencintainya, benar, tapi betapa cintanya
aku dulu padanya.
suaraku menggapai angin hanya untuk menyentuh
telinganya.

milik orang lain. dia akan jadi milik orang lain.
seperti dia dulu
milik ciuman ciumanku.
suaranya, tubuhnya yang kecil. matanya yang memandang
jauh.

aku tak lagi mencintainya, benar, tapi mungkin aku
mencintainya.
cinta begitu pendek dan memori begitu singkat.

kerna di malam malam seperti ini dulu aku rangkul dia
dalam pelukan,
jiwaku mati kini tanpa dirinya.

mungkin ini luka terakhir yang dibuatnya,
dan ini puisi terakhir yang kutulis untuknya.

-terjemahan Saut Situmorang
Cinta
(Pablo Neruda)


Karenamu, di taman taman penuh bunga mekar aku terluka
oleh wangi harum musim semi.

Aku telah melupakan wajahmu, aku tak lagi ingat
tanganmu; bagaimana rasanya bibirmu di bibirku?

Karenamu, aku mencintai patung patung putih yang
mengantuk di taman taman, patung patung putih yang
bisu dan buta.

Aku telah melupakan suaramu, suaramu yang ceria
itu; aku telah melupakan matamu.

Seperti bunga dengan wangi harumnya, aku terikat
dengan memorimu yang mengabur. Aku hidup dalam pedih
yang seperti sebuah luka; kalau kau sentuh aku, maka
hancurlah aku.

Belaianmu menyelimutiku, seperti tumbuhan
merambat di dinding duka.

Aku telah melupakan cintamu, tapi aku masih
seperti melihatmu di setiap jendela.

Karenamu, wangi harum musim panas yang memabukkan
kini menyakitkan; karenamu, aku kembali mencari tanda
tanda yang membangkitkan cinta: bintang jatuh, semua
yang jatuh.

-terjemahan Saut Situmorang

buat ulus, yg katanya lom baca puisi2 cintanya neruda, mantep kan?
enam orang di mobil itu... kala hari mulai larut...
dua orang berkulit kuning, bermata sipit...
terlihat pandai dari isi omongan mereka di luar tadi
tiga lagi berkacamata, berkulit gelap...
tampak berwajah murung... seakan hidupnya tak pernah terisi ceria
sedangkan dua lainnya hanya diam... kadang beryanyi-nyanyi kecil

kini semuanya diam...

seakan ada tiga dunia dalam semesta sempit itu.
satu kata tak bersahut....
dan mereka pun terdiam kembali

Surabaya, 5 September 2001
Renungan di tengah jalan tol

04 September 2001

aku kadang tak mengerti
seperti layang2 cinta kita beradu
yang satu putus dan jatuh
yang satu terbang dan jumawa

benang itu masih merah
sambung menyambung
mungkin saja
kekerasan terbingkai
atau berbingkai
di antara realitas
di depan mataku
dan putih hanyalah putih
hitam hanyalah hitam
mengabulah aku...

03 September 2001

sembilanpuluh sembilan nama usang

uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
uanguanguanguanguangaunguanguanguang
uanguanguanguanguanguanguanguanguang
buat ulus:

aku ingin jadi tuhan
aku ingin jadi, tuhan
aku ingin tuhan jadi
tuhan ingin jadi aku
ingin aku tuhan jadi
tuhan ingin aku jadi
tuhan ingin aku, jadi
jadi, aku ingin tuhan
jadi tuhan ingin aku
jadi tuhan aku ingin
aku jadi tuhan, ingin
tuhan jadi aku, ingin
ingin tuhan jadi aku
aku, tuhan, jadi ingin
aku jadi, tuhan ingin
tuhan aku ingin jadi
tuhan, jadi ingin aku

ah...begitu berbelit-belitkah hidup???
di dahan ada yg berayun
dan batangan jatuh terpatah-patah
sarang2 berserakan
hanya karena kata itu tak bisa lagi tersampaikan
aku rindu birunya lautmu

dalam debur semburnya
dalam lebur liurnya

aku rindu birunya lautmu

dalam angin kerasnya
dalam hempasan karang-karangnya

aku rindu birunya lautmu

dalam gejolak ombaknya
dalam naik turunnya pasang

di pantaian aku terdampar
di dasar lautan aku terlempar

aku masih rindu birunya lautmu!
sejauh ini kujalani...
kurasa aku bukanlah seorang kriminil
aku hanya bersenang-senang
di atas ketidaktahuan seseorang...

01 September 2001

malam seribu cinta

lalu mendekaplah
seribu cinta Rumi
ke dalam jiwanya...
mendekapnya dengam erat
hingga bulan tampak
merah karenanya

lalu mendekaplah
seribu cinta Rumi
ke dalam jiwanya
ketika tak ada lagi bentuk
dan musnah segenap bilangan

melebur dan meleleh
ke dalam satu gugusan bintang:
Sang Kekasih
stream of people

kau melambai-lambaikan tanganmu
tersenyum...menghampiriku
lalu menyapaku
sedikit basabasi, senda gurau
dan
lalu malapetaka itu:
"kenalkan......."
katamu seraya menunjuk
lelaki di sampingmu!

di tepi jalan itu
aku selalu menunggumu
tak tahukah engkau?!