03 April 2004

tak ada yang tahu akan kebenaran
arti sebuah dendam yang berdiam terselubung
dibalik seorang perempuan berkumis
dengan helai-helai janggut penderitaan beruntun
didalam langkah-langkah kakinya
bersama sepasang sepatu bertumit patah
menggembleng anak-anak asa
yang telah terpatah-patah didalam rahim,
air ketuban yang terus mengalir tiada henti
dari janin-janin perawan dosa
membasahi tiap-tiap jalanan yang pernah terlewati
diiringi air mata kesumat yang jatuh
tertiris diantara kedua telapak tangan yang pecah...
sembari hanya meratap keatas langit malam
yang hampa tanpa bintang rembulan,
sungguh perjalanan sebuah dendam kesumat
yang terus berkelanjutan...
hingga berakhir diterminal stasiun ajal
dan kereta api kematian yang datang menjemput
detik-detik kehidupan...

Tidak ada komentar: