05 Mei 2005

Simpan saja suaramu

Simpan dulu suaramu. Saat ini mulut tak perlu menganga. Hanya hening terkesima pada alunannya. Suara perut-perut kita. Tak perlu membaca nada, ada tenor di belakang sopran. Indonesia raya menjadi nasi basi. Hanya itu yang bisa dimamah biak. Seperti cerita pengantar tidur. Dan penat kita dielus ibu, menuju negeri khayalan.

Simpan rapat suaramu. Serigala pulas di leher-leher mereka. Sedikit berderak akan memancing liurnya. Sementara pundak-pundak kejang menahan berat. Beban yang kita tutup rapat di antara gigi-gigi. Menimbun tuaian semusim, itupun penuh dengan tikus-tikus lumbung. Bisikan yang dititipkan angin globalisasi.

Simpan saja suaramu. Teriakan mereka ekstasi. Melukai langit mendung yang lama paceklik. Tanpa bintang-bintang, awan tetap indah. Berarak di antara masa yang mengambang. Massa yang berserak. Tetap sebagai awan. Tetap dilaga menjadi petir. Yang menghantam bumbung atap rumah sekolah. Dan anak-anak kita lari dari didikan. Tak percaya ada banyak warna pada pelangi.

Simpan saja suaramu. Kotak-kotak* itu bukan surga, bukan pula neraka. Hanya jerat yang memperalat. Alas bagi sang waktu yang minta disunting, menuju tahta. Setelahnya akan menjadi titik-titik pasir yang lamat-lamat ditelan lumut. Memeluk rakus, akarnya serakah menghujam.

Simpan saja suaramu. Jiwa-jiwa hadir sebelum tanda titik. Bahasa menjadi pelacur, bugil berlari tanpa syahwat. Bola mata jujur menggelinding.
Basah, kering.
Membelalak, menyipit.
Berpura-pura, was-was.
Terpejam.

Dan suaramu menjadi suci, menyebut sebuah nama……
RahimNya.

Grogol, 22-12-2003
*gambar-gambar dalam surat suara pemilu

http://edisantana.blogspot.com/
bila pembicaraan terlalu berat, mari lunakkan saja
atau…. lupakan
06:22:41
20-05-2003

Dongeng fajar adalah dongeng tentang kita,
tentang embun kerinduan.
Untuk datang dan dilupa?
Tapi kau milik sang waktu,
sedang aku hanya sepi di detik diantaranya.
Pelengkap yang tak bermakna.
Entah aku bernama apa…
06:32:21
20-05-2003

…..tentangmu masih tersisa diingatan,
perbincangan esok dan nanti.
sejak kita temukan perca-perca,
ada simpul menenunnya.
esok bukan lagi mati suri,
lajang harus ditamatkan….
01:08:19
04-06-2003

Rendra :
….sementara kau bertanya berapa jumlah pacarku dulu….
Di lantai yang sejuk lalu kita bertiarap atau berbaringan,
menggambar rumah yang kita angankan.
Kau gambar 2 orang berdampingan. Kau tunjuk, “Ini aku. Ini kau”
Lalu aku gambar selusin orang di kanan kirinya.
Kau merengut dan bertanya siapa mereka?
Aku menjawab, “Anak-anak kita!”
06:33:08
13-06-2003

….kapan kita tak lagi berjarak?
00:52:54
26-07-2003

Malam pekat. Badan penat
Rindu lebat. Peluk erat.
Sayang kian hangat.
Lekas cepat.
Dapatkan kasihmu menanti penuh harap.
23:54:41
02-09-2003