29 Maret 2005

dunia tanpa rasa adalah..

dunia tanpa rasa adalah hal yang mengerikan. mimpi buruk yang tak pernah berakhir. sejarah tak pernah akan tertulis, dan kita tak akan pernah membacanya.

tapi rasa? kenapa harus juga rasa yang sama yang senantiasa datang, hadir dan beranak-pinak di sini? kenapa harus rasa yang ini yang mengalahkan rasa-rasa lain di dunia? bukankah ada kesedihan, ada kebahagiaan, ada kekecewaan, ada kenestapaan, ada kekalahan, ada kesepian sebagai warna-warna lain dari rasa?

kenapa harus kerinduan? kenapa harus rindu yang bertubi-tubi menyerbu jantung, membangun kekalutan yang panjang, membunuh satu demi satu pengharapan. kenapa harus rindu yang meruang dalam batin? kenapa?

diam-diam, tuhan tersenyum. lantas dengan kun fa ya kun, dikirimkannya rindu berkarung-karung ke dalam dada kita. ke dalam hati kita. melahirkan anak-anak kecemasan yang senantiasa gelisah dan berlari-lari, mencari-cari sesuatu dalam sebuah pertemuan.

04 Maret 2005

dimana pena yang bertuliskan syair mentari?
sebab kehidupan telah lama menunggu selendang cahaya
yang datang melambaikan sinar-sinar hari,
secerah awan-awan yang melintasi birunya langit,

seperti kuasa angin berkhalik,
menghembuskan malam untuk menyongsong fajar
setelah waktu berpaling ke seberang samudera,
aku masih saja menghantar nafas penantian
kepada mimpi-mimpi yang tidak pernah berkunjung
diantara sela-sela lelap...

02 Maret 2005

Hari itu aku menangis dipelukannya.
Sisa laraku masih mengental.
Sisa amarahku pun masih menggumpal.
Dadaku sesak tak berirama.
Dan dia hanya terus mengelus rambutku.

Teringat pada sebuah smsnya suatu hari
Saat dukaku terasa mengiris iris.
“ Duka adalah permata jika benar menggosoknya,
namun duka bisa jadi batu yang menyumbat segala bahagia
jika ia bersemayam dihati sebagai dendam “

sms at 23:08 on 26-05-03

Banyak hari terlewati dengan tawanya.semangat hidupnya.keuletannya. tebaran kasih sayangnya.
Hingga lukaku berubah menjadi tawa.

Rentang waktu terus berganti.
Sekarang aku tlah memiliki jagoan jagoan kecil pembawa kebahagiaan
Lama tak mendengar kabar tentang dia.
Berulang kali aku mencoba menghubunginya,
Sekedar berbagi cerita tentang jagoan jagoanku..
No answer at all.

Hingga sebuah berita aku terima.
Dia meninggal.Kecelakaan.tgl 25 desember kemaren.
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.Hanya itu yang terucap.
Aku tercengang.Dadaku kembali sesak.
Mungkin ini mimpi.berulang kali aku meyakini hatiku.
Hingga saat kebenaran aku dengar.aku masih tak mampu berkata kata.

Airmataku tak lagi terbendung.
Kembali teringat pesannya kala itu.
“nah gitu dong senyum..tau gak rie,senyum juga bisa menambah 1 umur kita lho,bayangin aja….jadi tersenyumlah dan dunia akan tersenyum padamu”

Aku yakin.didunia sana.disisi yang Maha kuasa dia pasti bahagia.
Dan aku yakin saat saat terakhirnya pun pasti dia tersenyum.

He’s the one that I can count on when I felt down.
The best brother I ever have.
Selamat jalan mas Ti…..



# seorang Tinon dalam kenangan.

Jogja 28 Februari 05