06 April 2004

Eksibisionis!

: sebuah catatan kecil BuRuLi

Jangan menjadi eksibisionis! Teriak ibumu, bapakmu, kakak dan adikmu bahkan tetanggamu. Eksibisionis yang mengumbar ceria di depan orang -orang yang sedang lupa apa itu bahagia. Nanti kau dikutuki. Di sumpah-serapahi. Rasakan! Kalau kau besok tak merasakan bahagia lagi!

Idih! Kenapa, sih?

Seperti kita yang meski saatnya sedang tidak puasa hampir selalu tak bisa makan dengan tenang disaat bulan puasa. Wah. Sebenarnya kita kan tidak lantas menunjuk-nunjukkan. Kadang kita sudah duduk manis di wilayah meja makan. Memang tempatnya. Masih salah juga?

Kalau kau sedang jatuh cinta, lalu matamu berpendar ceria indah seperti bintang yang menggantung di atap surga, apa itu salah?

Kenapa jadi salah?
Dimana salahnya?

Kita tak sedang memamerkan baju baru di depan orang-orang yang tak sanggup punya baju!

Seorang kanak-kanak baru saja menyelesaikan gambar ikan mas kokinya. Warna-warni. Sangat ceria. Jangan kau bayangkan sebagai sebuah gambar sempurna sebagaimana guratan seorang dewasa. Ia hanya mengguratkan warna, kemudian meneriakkan judul “gambarnya” :

“INI GAMBAR IKAN MAS KOKI SAYA!”

Seandainya kau tak punya keberanian sebesar dia untuk memamerkan sebuah karya, maka diamlah dan duduklah manis tanpa mengganggu kebahagiaanya. Ia cuma kanak-kanak, yang selalu mudah untuk menjadi riang dengan sendirinya.

Kenapa kita tak mulai belajar turut berbahagia atas kebahagiaan orang-orang di sekitar kita? Memberi mereka doa agar kebahagiaan itu selalu ada dan semoga menular pula ke sekelilingnya.

Membayar tawa dengan tawa, pelukan dengan pelukan, tangan-tangan yang selalu bergandengan. Selamat! Selamat atas kebahagiaanmu. Maukah kau turut berdoa buatku? Agar aku bisa seberuntung kamu?

Manis sekali!

(BuRuLi, LeBul: 06.04.2004)

Tidak ada komentar: