05 Februari 2008

ziarah ibu puisi

ibu hendak kemanakah kulesakkan puisiku yang datang berduyun duyun ketika petang
ketika awan bergegas ketika pengendara pengendara menatap langit dengan cemas
atau biarkan ia menjadi ranjang untukmu menemani hari hari dengan gumam dengan mimpi mimpi untuk berlari menuju kabah

ibu maghrib hampir tiba kan kukunci semua jendela duduklah ditepi ranjang yang pengap
dari puisi puisi yang kubiarkan merana dan mati maaf kubersihkan nanti

aku sendiri terluka bu menatap jaman menatap diri sendiri dan kesepian
terbabat waktu dan membiakkan hari hari dalam keberuntungan dan ketakberuntungan nasib
puisi puisi yang tak kukenali lagi menyapa pelan tetapi menggelisahkan ku
adakala kutemukan dirinya dalam unggas unggas dalam pengendara pengendara yang melaju
yang mengkepak kepakkan waktu diredup cahaya

ya tadi malam aku impikan kursi rodamu ia melesat cepat pergi
kulihat kau berlari lari kecil mengejarnya ku bayangkan itu ditanah suci
impian impian tentangmu adalah mimpi mimpiku sendiri bu
dan kau adalah aku yang mengakrabi ranjang demi ranjang puisi yang jenuh tapi tak beranjak

beranjaklah puisiku seperti ibuku dulu dari kanak menjadi dewasa kawin dan berbiak
jangan sakit jangan berdiam saja diranjang seperti ibuku dia memang sakit
belajarlah menjadi luka chairil yang kan berlari membawa hilang pedih perihnya

beranjaklah puisiku jadikan aku pengendara kata yang bergegas seperti unggas unggas disore hari
ada kepastian untuk pulang dan membaringkan tubuh di ranjang kumel dengan puisi
seharian terasing dalam rutinitas dan aku tenggelam didalamnya tak keluar keluar
sebagai burung yang pulang senja aku terkapar lagi

dengus kereta yang melaju dan aroma para pengembara antar kota kota masih merayap pelan di mimpi mimpi pagiku mengantarkan puisi puisi tentang perjalanan di akhir malam
aku terkapar dalam ranjang dan membangun puisi dari batuk dan rewelnya ibu
yang sering memanggilku malam malam ketika puisi tak lagi disampingku
ia menderit dikursi roda yang kudorong pelan sementara bapak para sajak lelap tidurnya
ia lelah dan mulai menua
maaf ibu ini hanya ziarah ku padamu pada puisi puisiku

yogyakarta, februari 2008

Tidak ada komentar: