20 Juni 2004

sebuah kotak kadus berisi pecahan gelas
yang telah basah oleh tumpahan anggur
bersama darah yang terus mengalir tiada henti
dari pelipis mata yang luka akibat sentilan rokok
yang membakar siluet martabat.

keping-keping harkat yang terus saja berkata
jikalau dia telah kehilangan ransel kehidupannya
dan rase-rase itulah yang telah mencurinya
hingga meninggalkannya terlanjang kedinginan
membeku ditengah salju yang menggigit.

eh coba lihat... dia sedang mengulum bongkahan es
untuk mempertahankan nafasnya yang tersisa
dan sebatang lilin yang masih enggan dinyalakan
tersimpan rapi didalam sakunya yang penuh tambalan,
aduh... sampai kapan dia akan menangis terus?
dia hanya menunggu serangga yang datang
melewati sepasang alisnya yang rontok
untuk dijadikan sarapan bagi lambungnya
yang telah keroncongan memohon rasa iba majikannya...

Tidak ada komentar: