01 Juni 2004

dimana mimpi yang telah menjadi picis?
karena malam mencarinya didalam tangis,
airmata pun kian terkikis
diantara rerimbunan tuanya pakis
yang telah lenyap dengan sinis
dan tetes demi tetes darah yang tertiris
membeku disetiap alis.

dimana butiran embun yang manis?
kemana pula jejak langkah sajakis?
sebab didinding tak ada sepatah kata yang tertulis
semenjak hilangnya seekor belibis
yang membawa pergi seorang gadis,
dan kini tak ada lagi harapan yang mampu tertepis
disela-sela kantung pelipis
yang perlahan-lahan mulai menipis,
lantas mengapa langit masih terus pipis?
karena kita semua sudah terlalu bengis!

Tidak ada komentar: