28 Maret 2004

malamku diportalmu


Malam itu aku bertemu dengan belahan hatiku, menyakitkan sekali saat melihat sayatan daging terpisah dari anggota tubuhku. Namun apa boleh buat, tak ada seorang pun berkuasa menutup lubang air mata hingga pada akhirnya membanjir di seluruh halaman portal.

Entah mengapa malam itu langit begitu marah. Embun dan jelaga begitu tak ramah terasa didalam paru-paru. Sehingga pepohonan pun menggugurkan seluruh dedaunan sebagai pertanda pasrah.

aku melihatmu naik ke mobil bersamanya, dan mobil itu telah menabrakku hingga tewas disekitar area tempat parkir. Bersama asap hitamnya yang mengepul didalam ruang nadiku. Namun pada saat itu, mengapa engkau masih tersenyum dan berusaha untuk memberika perhatianmu padaku? Kau tahu semua kekhawatiranmu menjadi ibarat jutaan silet yang datang menghujam sekujur dadaku. Ada yang menyayat, ada yang menancap, bahkan ada pula yang menembus.

Aku gemetar dengan raga yang hampir membeku kedinginan, melihat seluruh jemari yang terputus-putus oleh ketajaman wajah tak berdosamu. Bahkan sembilan roh pun tak tersisa didalam tubuh ini, karena melarikan diri ketakutan. Aku mohon padamu untuk memusnahkan bibit cinta yang telah engkau semai di tanah suci ini, tanah ini masih bersih dari dosa.

Tidak ada komentar: