14 Juni 2003

satu lagi omong kosong

sudah cukup lama dari perjumpaan terakhir kita,
kuhitung-hitung .. hmm, kurasa hampir dua belas purnama..
masih saja teringat, sedang apa kamu disana?
adakah kamu disela letihmu masih menyisakan sepotong waktu untuk kau hadiahkan untukku?
adakah kamu disela lelahmu menjajah dunia masih menyisakan secuil senyum untuk sekadar mengenangku?
yah,

mungkin tak banyak yang tersisa .. karena kalaupun bisa dirunut, perjumpaan terakhir kita tak banyak menimbulkan suka,
kukira ada tamparan yang membekas di hati, ludah-ludah yang memerawani jiwa .. dan satu dua perih yang masih saja tidak bisa terbalut
lalu aku ingat ada ciuman terakhir yang kita lakukan di pintu kamarmu ..
lelaki berbaju putih dan wanita berbaju biru .. wajah masai, titikan peluh dan celana dalam yang bahkan masih menyimpan bau manimu
(bibirku masih memar, dan masih kuingat dengan jelas gigitan lembutmu yang menandai payudaraku) ...

percakapan percakapan bodoh,
lelucon lelucon, argumentasi demi argumentasi, atau bahkan hanya cumbuan cumbuan yang terbang melintasi kota ..
(aku rindu, sungguh ...)

katamu, "cinta itu hanya racun yang diinfuskan ke dalam otak kecil kita untuk kemudian membuat kita kalah dan hancur lebur"
kurasa benar, karena sampai saat ini, tak ada yang mampu membuatku kembali menengadah
(entah, segala sesuatu menjadi begitu berbeda tanpamu, dan aku masih saja tidak terbiasa dengan semua ini)

kadang aku berpikir, kalau saat ini aku punya sayap, akankah aku terbang menghampirimu ..
menatap kembali matamu, mungkinkah aku masih saja terpesona dengan segala hal yang kutemukan di dalamnya?
(ada yang berubah, banyak mungkin ... tapi lebih banyak lagi yang tetap sama)

Tidak tahu,
mungkin juga tidak akan pernah tau ..
bila bisa kembali bersimpangan denganmu?
(Yang kemudian kudengar hanya lagu kesayangan pemberianmu, "mungkin memang hanya Tuhan yang bisa menjelaskan segalanya")

Mungkin memang seharusnya tidak menulis malam ini,
Mungkin memang seharusnya tidak menangis malam ini,
Mungkin memang seharusnya tidak lagi mencintaimu .. dengan cinta yang membuat tak pernah terucap kata itu lagi dari mulut bibir tanah liat ini

*matahari, tetaplah disana .. bakar semua yang tersisa, jadikan abu .. jadikan debu, tak ada lagi yang cukup berarti tanpamu*

Tidak ada komentar: