18 Maret 2003

puisi-puisi rainer maria rilke

Langkah Di Dalam Hidup

Di suatu tempat seorang lahir. Di sebuah keluarga suatu hari tak tentram
dan gelisah, beberapa tetangga ikut nimbrung, beberapa kawan senang dengan
ayah, dan juga seorang menemukan kegembiraan dalam berkeluarga, pada buaian
terdapat dan terpikirkan: "Itu juga sebuah kehidupan. Yang hurufnya pertama
sebuah abjad tak dikenal. Dari abjad membuat kata-kata, dan dengan
kata-kata menjadi sebuah hal: ada yang membosankan, biasa, bersukaria,
sedih, sembrono, - ada juga kata-kata yang tak bisa mati. Siapa tahu..."

***

Pencarian Jati diri KU

Bukan semata milik kita,
dari mana kita setidaknya?

Kita gembira menemukannya, yang mana kita tidak tahu fungsinya, kita cari
sebuah cermin, kita ingin berdandan dan mengurangi yang salah dan sungguh
adanya. Tetapi di suatu tempat kita masih menempel sebuah pakaian, yang
kita lupakan. Sebuah bekas ungkapan berlebihan tertinggal di alis kita,
kita tak mengenali, bahwa sudut mulut kita itu bengkok. Dan begitulah kita
jalan keliling,...ada maupun tidak, masih pemain drama.

***

Kesalah Pahaman Kata-Kata (1)

Orang seharusnya akan berhenti, menilai kata-kata secara berlebihan.
....Orang akan merasa, bahwa kita tak mungkin bisa benar-benar jujur dalam
memilih kata-kata. ...Oleh karenya orang akan menyerahkan, pembagian
kata-kata lewat sukma yang menanti.

Aku tak memikirkan pada setiap kata yang sunyi, bungkus yang mana, masa
lalu yang agung kehidupan kita seperti orang sezaman. Lalu lintas kata,
yang kecil, sehari-hari, bergerak, telah ku amat-amati, bahwa dalam hidup
berfaedah atau toh muncul akibat. ...Pada kata-kata itu aku berpikir, bila
aku nyatakan, sukma itu seolah-olah tak punya ruangan untuknya. Ya, itu
langsung nampak bagiku, sepertinya kata-kata di depan manusia semacam
tembok. ...Kenanglah kamu kekasih itu, yang dalam sehari-hari menemukan
himpitan kata-kata satu sama lainnya, sebelum dia mengenal kebisuan
pertama. Tanyakan diri sendiri, apakah dalam puncak kehidupannya
masih setia memegang kata-katanya?

***

Kesalah Pahaman Kata-kata (2)

Aku takut dengan kata-kata manusia.
Mereka bicara begitu rapi:
Dan anjing panas ini dan rumah yang panas itu,
dan disini bermula, dan disana berakhir.

Aku takut juga maksud mereka, permainan mereka dengan olok-olok,
mereka tahu semua, apa yang akan terjadi dan yang telah terlewati;
bukan gunung mereka sungguh indah;
kebun mereka dan batas kebaikan langsung ke Tuhan.

Aku akan selalu mengingatkan dan mencegah: Menjauhlah.
Hal-hal bernyanyi aku suka dengarkan.
Kalian mengaduk-aduk: mereka keras dan bisu.
Kalian membunuhku semua hal.

***

Kesalah Pahaman Kata-kata (3)

Kata-kata hina, sehari-hari menderita,
kata-kata kosong, ragu-ragu, aku cintai
Dari pestaku ku hadiahi mereka warna,
mereka tertawa dan pelan-pelan akan senang.

Mereka memanasi pipi putih musim dingin
pada kekaguman, yang mana nyeri terjadi;
mereka masih tidak lagi lantunkan nyanyian
dan pertengkaran menyeramkan dalam nyanyiku.

"Anda telah mencintai ibumu?"
"O ya, Tetapi kita miskin. Kita tak punya waktu, untuk mengatakan diri
kita. -Aku pikir, ibu tidak menyadari."

Aku lupa, mengatakan sesuatu pada Ulla, yang mungkin dia ingin tahu. Aku
lupa, mengatakan padanya, bahwa aku mencintainya.

***
Biodata singkat:
Rainer Maria Rilke lahir 1875 di Praha, meninggal 1926 di Valmont, Swiss.
Dia termasuk salah satu Lyriker besar Jerman. Awalnya dia tak punya tanah
air, antara Cheko dan Jerman. Dia banyak mengusung tema kesedihan yang
berlatar belakang negeri Eropa timur dan di bawa ke Eropa barat. 1886-1891
masuk sekolah militer. 1899/1900 dia mengunjungi Tolstoi di Rusia. 1914
pecah perang, dia terpengaruhi oleh gaya Hölderlin.

Diterjemahkan: Kang Bondet

diambil dari milis bumimanusia

Tidak ada komentar: