14 Januari 2003

tadi malam baca ulang Supernova (sambil nunggu Sari beliin yang 2.1 :P).
Sampai keping 6 ...
dan aku teringat Bintang Jatuhnya Jempol.

Aku mencemburuimu, Bintang Jatuh ...
karena masa redupmu telah tersurat mulut
karena engkau pulang lebih dulu
karena aku juga ingin cepat cepat ingin sampai rumah
karena kulihat dunia sedang bercepat-cepat menuju kehancurannya

Seorang kawan kawan pernah bertanya :
"Jika ada satu dosa yang saat ini tidak menjadi dosa,
dosa apa yang kau pilih untuk dilakukan ?"
Aku jawab ,"Aku ingin manusiaku selesai".

sehingga ...

Rumah masa kecil jiwaku,
berseluncur turuni pelangi
terbang seiring butir hujan,
hanyut ikuti aliran air sungai yang membawaku tidak penting ke mana,
menarik narik ekor singa tidur, dan dia cuma mengaum manja
menungunjugi museum bakteri dan virus
melihat foto-foto lama disfungsi tubuh
bertanya pada Sang saat melihat gambar seorang yang duduk sedih menangis,
"orang ini kenapa? Raut apakah yang sedang dialaminya?"
Ingat ketika filem masa kecil ketika Laura berlari-lari bersama kakak dan adiknya di padang rumput ?
Ya, aku rindu berlari seperti itu, hanya tawa dan berlari.
Aku lupa ada lelahkah di situ ... ?

Yang paling aku rindukan adalah,
ketika Sang memanggil aku mendekat,
mengangkat aku ke pangkuan Sang,
mendengar Sang berkisah dari "Kasih" ,
favorit sang Sang, dan juga favoritku.
huihhhh ...
Pernahkah kamu meresa lengkap ?
Tidak ada satupun,
ya... satupun tidak ada yang kurang.
Tidak ada kekuatiran (aku baru tau kekuatiran dalam manusiaku)
Tidak ada takut (aku baru tau ketakutan dalam manusiaku)

Bintang Jatuh,

bila masanya tiba,
sampaikan salam kangen buat orang-orang rumah,bilangin, "tunggu aku".
salam buat sang Sang. Bilangin, "Jangan lama-lama".

Tidak ada komentar: