27 Januari 2003

malam bening, seperti kaca jernih hingga telanjanglah seluruh bintangbintang yang ada pernah ada sarati langit dengan ode kerinduan. begitu jua kah matamu? aku terpakar. terpanah noktah inti yang mengatas-namakan kegilaan cinta, kau dan aku barangkali tak menduga akan tertabrak selekat ini. tak ada gesekan pilu biola sebagai latar. sepi mencabik. muram berdurja. dada menanda jarak pada sunyi. tersendat berdesir-desir..

momentum ini, waktu dimensi dongeng klasik segala abstrak tak menjadi persinggahan pikiran lagi. semesta melebur menjadi siluetmu yang berserakan di labirin ingatanku, akan-mu, dan kurelakan diriku tersesat paling buta enggan bertarik kembali lagi

aku hanya ingin meringkuk sebagaimana pernah hangat tubuhmu ruahkan selaksa gelombang hingga kalbu menjelma kerlip biru, malam ini. duhai pengelana, aroma tubuhmu terbawa lesatnya angin sampai ke pelukan. diriku temaram, terendam tanpa tersisa dalam ilusi katakata yang gelisah mencari bentuk. o, bebaskanlah kepompong rinduku menjadi kupukupu semoga tak patah sayapnya semoga sampai ke dadamu yang semoga juga mengumpal oleh rindu, berkerjapan.


Tidak ada komentar: