13 Desember 2002

lalu kembali kuseru namamu dalam dedaunan mimpiku
mencoba merangka nama nama tanpa wajah yang terus menerus mengusik damai hati
membiarkannya meranggas untuk kemudian kembali membuahi asa
menjadikannya janin dalam rahimku, telur dalam buah zakarmu..
lalu siapa tau, mimpi mimpi kita akan kembali sekuat laba laba yang merekat benang-benang halus kepunyaannya
hatimu hancur, meski ku tau kau semat harap pada sebentuk utuh keluarga
lalu aku apa? tak pernah kudengar bibir manismu itu menggumam kata tentang kita,
benarkah gugur sudah tak bisa lagi dihindari, sedangkan beku beku masih menggigilkan sumsum mudaku
"ah, haruskah kubenci perempuan itu?" ayu wajahnya berkerudung merah muda
lalu kaupun mulai kembali menjilati buah dadaku, benarkah itu aku yang ada dihatimu?
"aku birahi .. olehmu", lalu apa .. toh dosaku itulah yang kelak harus dibawa buah hatiku sampai tua
sampai dedaunan itu menguning, mati terjatuh di tanah, dan mulai berbenih kembali ..
"Tak mungkin menikahimu, ada keluarga menungguku di lembah mimpi"
ya ya ya, aku mengerti, sangat mengerti lelakiku ..
sungguhpun kurelakan kemaluanmu mencicipi vaginaku,
tak berarti aku ingin lebih dari muntahan spermamu di rahimku
jadi simpanlah semua basa basimu .. tegaklah lagi viagramu .. belikan aku 2 botol lagi vodka,
tapi kali ini, aku ingin anak kembar

Tidak ada komentar: