04 Oktober 2002

mungkin lebih baik bagiku untuk diam seribu bahasa,
karena toh apapun yang kulakukan tak bisa mengembalikan salahku menjadi putih dan ragaku kembali tak berabu
kamu terlalu istimewa, masih seistimewa saat pertama kali kuperkenalkan diriku yang mungkin telah terselubungi begitu banyak sesuatu yang mereka namakan kemunafikan
bukan salahmu, itu yang pasti .. bukan salahmu jika kamu kemudian jatuh cinta padaku dan aku jatuh cinta padamu .. karena sungguhpun aku tau kamu terlalu suci .. terlalu putih untuk mengerti bahwa aku hanya gadis kecil yang tidak akan pernah menjadi wanita sederhana seperti apa kata mimpimu
dan juga bukan salah cinta, waktu dia memutuskan untuk pergi karena jijik melihat lakuku yang tak beda dengan jalang yang menjajakan dirinya di pelosok kota .. usah salahkan kasih, yang terpaksa terbang karena muak melihat manis bibirku yang semakin mendekat untuk kemudian menggigit putus nadi lehermu
kita hanya bertemu pada kondisi yang salah, pada waktu yang berbeda .. dimana setelah nya kuputuskan untuk menutup setiap harapan dalam diriku dan kembali mati dalam beku, walau itu mungkin berarti menyakitimu .. mungkin salahku, karena melibatkan kerumitanku kedalam kesederhanaanmu .. membenamkan kompleksitas pola pikirku kedalam halusnya perasaanmu
aku hanya tidak ingin kecewa sayang .. tidak dulu waktu aku memutuskan untuk melupakan cintaku padamu dan mulai menganggap semua hal adalah permainan belaka, tidak sekarang waktu aku menolak untuk berjalan terlalu dekat kearah kutub kutub magnetmu yang masih saja mempesonaku .. tidak juga nanti, waktu kuputuskan untuk melupakanmu selamanya


maafkan, aku tidak memintamu mengerti, karena aku pun tidak pernah mengerti

:: seorang ristiwan, dalam kesederhanaanya yang begitu rumit ... ini untuk kamu ::

Tidak ada komentar: