24 September 2002

Aku ingin mencaci-maki, selebar samudera seperti badai menggeratak!
Biar hanya tersisa diam mengangkangi waktu yang bergegas pergi
momen saat debu terlalu tebal untuk berkisah tentang kisah....


Aku ingin menampar, sedahsyat-dahsyatnya! Hingga ada bilur yang merona di telapak tangan ini. Barangkali bisa menghanguskan sebagian bara di dada, enyah. Lantas sesaki ruang kosong ternganga lebar dengan kesinisan sempurna, yang entah kenapa masih juga melongo terbengong-bengong dan hei, kenapa luka kali ini enggan berbunyi?


Dan aku terlebih tak ingin menangis! Sebab airmata disini tak berlutut memekuri mozaik terburai berkeping-keping, tak pernah utuh.
Ini bukan keangkuhan hati yang enggan mengeja kekalahan, masih.. Tapi jika ketulusan memang telah merubah diri menjadi bajingan, maka mampus kau dikoyak-koyak kemunafikan!


Tidak ada komentar: