04 Juli 2002

risalah sisa

aku tak ingin apa-apa. kau dengar ini:

jam sembilan pagi. aku baru saja terbangun dari tidurku. alkohol yang masih lindap di darahku masih terasa, dan ini membuat kepalaku sedikit lebih ringan. setidaknya tak ada kamu di dalamnya. karena yang ada hanya semacam gelombang aneh tak menentu yang kadang keras kadang lunak. siapa yang tahan? strawbery-coklat-vanila-caramel-wishky-dan sedikit rhum jelas mengundang siapa saja untuk semakin menikmati setiap malam. tiga botol vodka, kuminum tanpa gelas. setiap kemabukan membuatku menyingkirkan apa saja tentangmu dari tubuhku. bahkan juga bekas kecupanmu di dadaku yang kemudian kita abadikan bersama lewat rajah bergambar mawar merah. sekilas saja mawar itu lenyap, barangkali layu, barangkali mati, atau barangkali dipetik seseorang dari dadaku.

jam sembilan pagi. matahari masih belum muncul di kamarku. jendela masih rapat dan pintu masih terkunci. tak secuil pun lubang udara yang sanggup membersihkan aroma alkohol di kamar ini. hanya kertas yang berserakan: sebuah sketsa serupa goresan tak berbentuk. barangkali aku yang membuatnya semalam, ketika mabuk melanda dan perlahan kulupakan kamu. karena tidak ada sedikit pun di atas kertas-kertas itu yang berhubungan dengan kamu.

ah, tadi malam lupa kulihat bintang.

tapi sempat kutonton televisi yang semakin berisi kekonyolan-kekonyolan dari kekalahan demi kekalahan kesebelasan dari negara bertradisi sepakbola cukup tangguh. sepakbola, pertama kupikir hanya seorang gila yang mampu menonton pertandingan sepakbola dua kali empatpuluhlima menit tanpa henti. tapi ternyata rasanya mirip vodka yang diminum tanpa gelas, agak-agak mengejutkan, agak-agak bersensasi, agak-agak bikin lupa diri. ada juga di dalam televisi itu sebuah serial yang rasanya seluruh dunia membicarakannya tapi belum sekalipun kutonton. terlalu biasa ternyata, cuma cinta yang dijadikan komoditas. omong kosong.
juga semalam sempat kudidihkan air sebelum aku benar-benar di ambang kemabukan. kumandi dengannya, entahlah, apakah mandi namanya kalau cuma merendamkan setengah tubuh di dalam bak mandi. di sana, juga kuhabiskan hampir sebungkus marlboro putih. aku ingat, saat itu belum hilang benar kamu dari ingatanku.

wanita,
tadi malam aku mabuk
tiga botol vodka membuat
mawar di dadaku lenyap


jam sembilan pagi. dari manakah hitungan pagi? dari tepatnya tiga jarum saling bertindihan di angka duabelas? ataukah dari pertama saat sunyi gelap dipecahi oleh parau ayam tetangga? atau dari saat sinar perlahan merayap di ujung timur kota? pagi ini kamar ini beraroma alkohol, pagi kemarin beraroma asap obat nyamuk, pagi kemarinnya lagi beraroma busuk dari bangkai di atap, dan pagi kemarinnya lagi beraroma wangi parfum wanita yang di sepertinya tertinggal di atas kasurku. entah mengapa kita tak sadar malam itu kalau di atap ada bangkai yang akan menebarkan aroma busuk di keesokkannya.

malam itu kita bercinta di kamar sempitku, di antara buku-bukuku, di antara baju-bajuku, di antara marah dan benci kita sepuluh menit sebelumnya. juga rasa cemburumu yang membakar tubuhmu karena kau lihat aku akrab dengan wanita sahabatmu itu. kita bercinta dengan lampu yang kita biarkan menyala dan saling kita lihat pantulannya di basah kulit kita. percintaan yang melelahkan, karena kita sama-sama haus dan kita sama-sama tak ada habisnya meski kita saling mereguk, aku meregukmu kau meregukku. cuma gelas yang pecah tertendang kakimu saat kita sama-sama orgasme yang menghentikan percintaan kita itu. sementara, dua hari keesokkannya aku tahu, ada bangkai di atas kita saat itu.

jam sembilan pagi. tiga botol vodka kosong dan asbak yang penuh dengan abu dan puntung marlboro putih di tepi kasurku. wangi parfummu yang kau sisakan untuk kasur kamarku berganti dengan aroma alkohol. sengak. perlahan mawar di dadaku muncul kembali. tak lagi berwarna merah tapi biru. tepat di bawah bekas ciumanmu yang kita abadikan itu.

ah, semalam aku mabuk. sahabat wanitamu menyediakan strawbery-coklat-vanila-caramel-wishky-dan sedikit rhum untukku. aku ingat.

jatinangor, 04 juli 2002

Tidak ada komentar: