30 April 2002

kata-kata menelanku di kota ini, pada lembar-lembar putih, pena-pena lalu kacamata pembaca-pembaca, di tangan kawan-kawan, seperti air yang mengalir sungai. mendobrak pintu-pintu air kota, membuka terowongan-terowongan rahasia abad lampau, lalu masih ada kita yang bercinta masih di atas kasur itu dan dinding merah terakota tua, dua malam lamanya. saling menelan air mata, duka dan tawa seraya bersetubuh-rubuh menjadi satu.

aku masih ingat warna kulitmu, coklat tua menggemaskan dan kadang-kadang menggilakan. sering kuciumi permukaan coklat itu, sering pula kubasuh dengan segala yang bisa membasuh, baunya lekat melekat di tubuhku juga begitu seringnya. sungguh mengertikah mereka mengapa tarianmu yang mendedak bumi, langkah derap sepasang kakimu begitu sering menggodaku. lalu keheningan datang dengan bening seperti gemericik air mengisi malam.

pada tangan kirimu dan tangan kiriku, kucari garis -garis yang menghubungi genggaman tangan kita yang bertahan bermalam-malam. kugali kuburmu dan mandi dengan segala sisa abu disitu.

djokja, 30 april 2002

Tidak ada komentar: