19 Februari 2002

dia hanya duduk terdiam.
mengigiti kuku kuku jarinya yang putih.

sore belum lama beranjak dan dia masih disana.
menunggu, menunggu ibu katanya.

dia bagai patung itu. tak bergerak! seiring waktu yang lama berdetak.
dia masih disana.
menunggu hingga membiru dilumuti waktu.

(menunggu mu)

Tidak ada komentar: