03 Februari 2002

Di suatu sore.

Kepalanya tandus, hanya tersisa beberapa tanggul di sana sini. T- shirt marun ketat dengan blue jeans belel. Waktu itu aku mau naik, dan dia mau turun.
"Boleh aku bicara ?" , padahal aku kemarin baru melihat fotonya. Rambutnya masih lebat, walau sudah tampak kurus.
"Di situ saja", menujuk tangga sepi sambil terseyum. Masih indah.Masih merah merah.
"Lagi pusing nih, Bang". Mulutnya bergerak-gerak biasa, tapi aku lebih memperhatikan kepalanya, ujung dari kulit yang putih, seperi dulu.
Aku menutup mata sambil berpikir. Kosong.
Saat kubuka mata, kulihat jendela kaca terbuka. Bapak sebelah sedang memperbaiki mobilnya.
Sudah sore.
"Halo, Mano masih disini ngga ya ? Tau nomor teleponnya ? oooo ... kalo Budi pacarnya tau ngga ? emmm ... oke. Makasih ya ...".
*Klikkk*
Siapa yang tau , ya ? Ah , mandi dulu.

Tidak ada komentar: