13 Januari 2002

cerita kedua untuk qq

mungkin saja di sebuah lemari tersimpan hati-hati kita, terselip di antara tumpukan-tumpukan baju dan celana panjang. ataupun di sebuah buku pada halaman pertama yang terbuka. juga ada pada dompet coklat yang lapuk, bersama lembaran-lembaran uang berbau masam dan koin-koin karatan. pernah juga basah oleh air hujan dan tertutup debu-debu hitam. lalu hati-hati itu sekali waktu nyaris kita robek-robek menjadi kepingan-kepingan patah tetapi sekali waktu kita jaga selalu dengan taruhan nyawa.

kita juga pernah melihatnya pada bingkai-bingkai kayu yang kita beli di suatu pasar becek. malam juga pernah menyaksikannya pada rangkaian bintang-bintang di sebuah langit pada pantai dengan seribu pasir putih. lalu di jalanan yang penuh dengan tanah beserta aroma asap rokokmu. masih dengan sundutan di sisi-sisinya. hati-hati itu malah menjadi indah dengan pinggiran bekas kebakaran hutan.

ketika itu datanglah imaji yang hidup dan mati pada hati-hati. kita pun berkejut-kejut dengan tegangan listrik berkali-kali, seperti jantung-jantung yang pernah sekarat pada irama rumah sakit. denyut hati-hati itu berhenti pada hitungan ke sembilan, napasmu dan napasku berceceran pada lantai-lantai kayu. semuanya seperti permen karet merah muda yang terbuang.

Tidak ada komentar: