07 Februari 2008

belajar mencangkul

karena terkenang akan lagu dimasa kecilnya yang riang dan guru sd nya yang kemayu
diusianya yang kepala enam itu ia ingin belajar mencangkul
mengisi waktu waktu luang dari masa pensiun dan membunuh rasa frustasi akan sepi
ia ke pasar dan pulang membawa cangkul
tanamlah gandum pinta istrinya karena harga gandum makin tinggi saja
tanam kedelai saja pak kedelai kini hilang dan menjadi buronan di telivisi kata sang anak
tanam pohon jati saja supaya kampung kita bebas banjir sahut tetangganya ikut ikutan
tapi ia tak bergeming ia hanya ingin mencangkul saja tanpa menanam apa apa
ia punya harapan pada suatu waktu ia akan menanam dirinya menanam mimpi mimpi utopianya
dikenang akan penguburan mantan presiden di televisi
dipersiapkannnya calon kuburannya itu dengan cermat
tapi semak semak di halaman makin gagah meninggi membuatnya capai dan gerah
dengan tekun dan telaten dicangkulnya halaman itu inci demi inci seperti sepasang pengantin muda
tapi halaman yang ia cangkul minggu lalu kini tumbuh rumput lagi dan itu mengecoh
karena lelah ia tertidur disela sela mencangkul dan bermimpi cangkul itu mengejarnya
ia tergagap bangun dan cangkul itu masih meringis disampingnya diayunkanlah cangkul itu ketanah dengan keras ia masih dendam karena dalam mimpi cangkul tadi mengejar ngejar
hendak menumpahkan darahnya tanpa ampun
diayunkankan cangkul itu ketanah seperti kesetanan
menerjang batu batu menerjang tembok tembok bisu tanpa sadar kakinya berdarah darah

dimalam ketika tidur cangkul itu datang lagi mengejar ngejarnya dalam mimpi
ia lari sekencangkencangnya tetapi terjungkal karena kelelahan ia terkapar dan pasrah
cangkul itu berdiri didepannya hanya diam mengenangkan sesuatu lalu menangis
aku sangat lelah katanya jangan gunakan aku lagi ia meminta dan memohon mohon untuk memensiunkan dini dirinya dan berkeluh aku tak punya teman petani lagi
ia tergagap bangun dari mimpinya dan belum sempat mengatakan sesuatu
dengan terpincang ia menuju dapur menengok cangkul itu yang kelihatan sendu dan basah
dielusnya gagang cangkul seperti mengelus kepala bocah yang merajuk
ya ya baiklah besok akan ku cangkul sawah sawah itu gumamnya seperti berkata pada seorang cucu

yogyakarta februari 2008

Tidak ada komentar: