23 Januari 2005

kesombongan


hembusan angin yang merinding kuduk
telah membawa serta laras bersenapan luka
diantara desau murung pepohonan yang memancung raga
dan tulang kering dedaunan yang menyunting silam
akan kedatangan sebuah ilusi kematian...

pria itu telah melafalkan sesajak nafasnya,
yang terengah-engah membisu didalam bisiknya
hingga keringatnya pun membintik debu-debu diantara embun,
bersama sebatang puntung rokok yang mengabu
diantara asbak kekosongan...

selanjutnya,
penantian angkuh yang tak pernah kunjung tiba
tertebar disepanjang pelabuhan angkara
dengan mempertahankan sesudut kekerasan jiwa
yang masih saja penuh dengan ungkapan kesombongan...

Tidak ada komentar: