15 Desember 2004

Suatu saat sayapku melepuh terbakar panas
dan hanya terbang iring angin kemana saja membawa
saat sore memuram rantinglah sandaran
bintanglah hiasan anginlah laguan
hari-hari bergegas tanpa toleh berlambat
kewajiban semesta dalam langkahnya sendiri
kulirik dadaku yang semakin berlubang semakin dalam
dan menghita mmalam adalah diriku lelah menjadi pagi
kubiarkan bumi menarik tubuh tanpa kembangan sayap
menyusuri kerendahan dekati abu tanah
saat itulah engkau datang tangan rikih
menangkap tubuh air mata
menolak runtuh
"bukan seperti ini bertolak sauh"

Kau membawaku ke kaki pelangi
mengintip air dan matahari bersetubuh
sejak itu
kau dan aku tidak ada
kita setubuh.

Tidak ada komentar: