25 Oktober 2003

setidaknya...


setidaknya...
nasi yang t'lah termasak belum menjadi bubur
segalanya kini terlanjur kutahu...

maka...
kuhadiahkan sejumput bulu duka
tuk segala cambukmu
yang engkau selip didalam mangkokku

setidaknya...
bisa engkau taburi diatas ranjang setiap malam,
gelap,
mistik,
tuk mengiring setiap mimpi burukmu,
kematianmu...


kupersembahkan padamu kepingan gelas retak,
yang hancur,
pecah,
tuk segala duri cercamu,
sederet sumpahmu

agar,
setidaknya...
pada saat itu
lumpur pun bisa engkau ajak tuk "berkaca"

Tidak ada komentar: