29 Agustus 2003

Pars Pro Toto

Ia datang dan pergi sesuka hati, sayangku. Bersama pagutan kisah lampau yang narasinya terpatah-patah. Otak ini miring ke kanan mencoba memilin kepang reranting yang urai tebar lagi. Satu-per-satu memayang lamur. Toreh di tangan dan telinga teteskan merah alir gericik, dan kabut kembali membayangi setiap langkah di lorong sempit gelapku. Genggam-demi-genggam yang mengganggu tetirahan. Hitam-demi-hitam yang melekat di sepanjang tepian. Jengah dan jerih yang menjelaga temani malam-malam menyaru diantara rimbunan angin dan desau dongeng ceritamu. Jalan panjang yang kini lalu hanyalah sekelumit persekian detik dari putaran waktu.

[29.08.2003]

Tidak ada komentar: