18 Juni 2003

Negasi Ruang Waktu
:dera

I.
Di setiap tapak padang stepa yang dilalu sang pertapa, tercipta sketsa-sketsa dan oase-oase fatamorgana. Penat telah lewat, dan waktu masih melingkar geliat tak beranjak. Rebah malas langit hangat meranggi hati.

II.
Ada sayatan harap pada kedewasaan tanggung yang larikan masa kanak-kanak ceria. Pada tatap yang sayu, pada serapah yang batu, pada janji yang ragu, lampahlah nyala terang buram kisah.

III.
Dentang tempur angin debu yang beradu padu membentuk pola-pola yang tak semata pat-kwa. Nalar di gantangan asap darah yang tetes dari ujung tipis pedang yang berderak dengan nyalang yang senja di retina-retina tetua buta.

IV.
Kapan dan apa jadi tanya yang selalu ada. Bermusim gugur bunga dan migrasi burung-burung raja tak habis bawa nanti akan sepata. Sayap-sayap mengepak lambat tak niat hempas tanah lumpur liat.

V.
Aku masih di sini mencoba mengerti centhini, mencerna bhadgavadgita, merapal karmapala. Ditemani jejari yang sibuk dengan kotak, bundar, dan segitiga.

[11.06.2003]