08 Mei 2003

sore yang sepi serta disertai hujan saling berlomba menancapkan dinginnya senja.
anak itu masih disitu, tak perduli manusia-manusia saling berlomba mencari perlindungan dari serbuan ribuan, jutaan titik hujan. sepertinya mereka takut dengan hujan, ibarat ketakutan akan seorang raksasa yang tiba-tiba memasuki kota itu. berhamburan.. cari selamat.
ya.dia masih disitu bersila bagaikan dukun membaca mantra. kotaknya yang biasa dibuat untuk menengadah mengaharapkan sekeping koin dari orang-orang yang kasihan kepadanya. kotak itu...hah kotak itu telah penuh... tapi kenapa dia masih disitu?
kotak itu penuh dengan air hujan. anak itu tidak takut dengan hujan.. yang dia takutkan adalah teman-teman sang hujan yang ribuan, bakan jutaan banyaknya menyerbu bagaikan seribu pasukan lebah mengamuk karena rajanya telah dibunuh. ya anak itu takut pada teman-teman sang hujan. yang lebih dia takutkan adalah para senior-seniornya, yang telah melewati masa bersila dengan mantra kotak. yang telah menjadi serdadu-serdadu jalanan, yang siap diturunkan untuk sebuah misi. misi kekerasan. mereka telah teruji... dengan bekal semedi pinggir jalan, dan jurus-jurus cari selamat, dan penggunaan senjata tajam tingkat tinggi...
tak ada yang mereka takutkan.. yang ditakuti hanyalah para senior. senior segalanya. tidak takut polisi. yang ditakutkan adalah serbuan seribu hujan. ataupun serbuan seribu manusia yang mendapati mereka yang sedang mempraktekkan ilmu semedi pinggir jalan

yah mereka tidak takut dengan manusia, tidak takut hujan. ternyata mereka akan takluk dengan seribu

seribu... apalah seribu... dan mereka akan melakukan apa saja dengan seribu

Tidak ada komentar: