18 Maret 2003

didepan pintu terbuka ia masih menatap langit
dengan bayangan diperciki sinar sinar yang keluar ke halaman
tak ada cahaya tak ada angin
jauh di langit utara hanya kerdip lampu pesawat tak kau dengar meninggalkan suara gemuruh
kecuali di dalam ada masih berbincang sengit seperti biasa
seseorang sok menuntut nuntut hidup lebih layak
pada diri diminta lebih iklas lebih mengabdi
menatap bocah bocah itu kita sendiri yang tumbuh dewasa dan pergi
ada yang kembali tanpa dirinya kemana ia telah mengembarakan kebencian
sudahkah ia betah di negeri negeri yang jauh dari tata krama
memandang usia memandang diri kian ringkih
pada piring yang pecah lagi ceraikan ia sungguh kau akan lebih bahagia

maret 2003

Tidak ada komentar: