31 Oktober 2002

kenyataannya ..
setiap kalimat yang terkumandangkan tidak lah berarti banyak dalam mencabut akar - akar masa lampau
semangkuk darah dan sumsum yang tersaji di pinggan pinggan tidak jua bisa memuaskan keinginanku untuk menjeritkan tangis di kubur kubur bernama kenangan

seribu musim semi
seribu musim gugur
masih saja terpetakan nyata di imajiku ..
entah, sepertinya tiang tiang waktu yang mulai bungkuk karena tua tidaklah mampu memudarkan angan yang masih saja tersenyum melihat bintang bintang yang hampir pecah

ini siksaan,
ya ..
apalagi keberadaanmu di dunia ini serasa membuatku melihat neraca penimbang kedewasaan dan emosi diri
tapi toh apapun itu, aku tetap saja harus tenang .. bukankah begitu?
bahkan terhadap hantu hantu malampun aku sudah harus berhenti membisikkan banyak rahasia ..

lalu pada saat bulan mulai memilih mengatupkan matanya
aku pun harus bergegas mengatupkan kerongkonganku
supaya jangan ada tangis
ya, jangan ada lagi dua tiga isak yang hanya membuatku ditertawai pekat

Tidak ada komentar: