10 Agustus 2002

kali ini tentang kepasian.

barangkali ada satu dua cerita dari timur yang melulu berisi air mata. aih, jangan berdebar, karena siapakah yang tak pernah mengalirkannya? serupa belaian, atau lenguhan, bisa saja air itu terasa lebih lembut ketimbang kapas yang jatuh siang tadi di atas rambutmu. kepasian pastilah setakdir dengan air mata. atau barangkali begini: air mata yang mengalir, yang kadang begitu saja, dari sepasang matamu adalah semacam pupuk katalis yang akan menyuburkan warna tak jelas sisi-sisi di wajahmu, di semenanjung luar bibirmu, juga segaris dengan lintasan halus pipimu. kepasian, juga ketakberwarnaan, adalah turunan paling logis alunan rinai mendung dari matamu. air mata....

macet! aku belum bisa menulis lagi....

Tidak ada komentar: