29 Agustus 2002

angin kering panas berdebu
menyusup di sela sela gigi
di atap kerongkongan meradang
di atas goreng hati campur keju

laut terbalik dasar
burung terbang tenggadah
aku kentut dari mulut
tidur ketika berjalan

si primitif duduk di ujung arang pohon
coba ciptakan hujan dari mata
aliri sebentuk bekas sungai coklat dengan liur
dari suatu negeri bernama AKU.

"tunggu aku kawan, kita pasti menang"

Tidak ada komentar: