27 Juni 2002

YANG TERPENDAM

Amarah seperenjak mengelang
Dan setiap kerikil di jalanan
Berubah jadi batu kali yang legam
Curah sudah sebagian hujan
Namun tak mendingin juga sahara
Masih mengiang benderang
Sengau gonggong anjing geladak
Yang kutenggelamkan siang tadi
Di pelabuhan
Di mana kugantungkan kaki setengah pasi
Dan jerang kaldu badan yang mati
Siar semerbak wangi mayat yang tak jadi basi
Sialan…
Agaknya
Lupa barusan kumatikan api
Waktu tinggalkan rumah pagi-pagi

[19 Juni 2002, 23:26]

Tidak ada komentar: