04 Mei 2002

matanya memerah, tatapannya tiba-tiba kosong, antara ada dan tiada.
lusuh bajunya dibiarkan begitu saja. oh, kini air matanya jatuh. tuhan, dia mulai lupa siapa dia,
mulai tak ingat siapa aku. hujan belum lagi reda. halilintar masih sambar menyambar.
tak ada lagi pelangi... mustahil, katanya.
lihat, kini ia genggam sebuah pisau..

"matahari...kubunuh kamu!" teriaknya, lima senti dari telingaku...

Tidak ada komentar: