04 Maret 2002

Celana (3)

Ia telah mendapatkan celana idaman yang lama
didambakan, meskipun untuk itu ia harus
berkeliling kota dan masuk ke setiap toko busana.

Ia memantas-mantas celananya di cermin
sambil dengan bangga ditepuk-tepuknya pantan tepos
yang sok perkasa. "Ini asli buatan Amerika,"
katanya kepada si tolol yang berlagak
di dalam kaca.

Ia pergi juga malam itu, menemui kekasih
yang menunggunya di pojok kuburan. Ia memamerkan
celananya: "Ini asli buatan Amerika."

Tapi perempuan itu lebih tertarik pada yang
bertengger di dalam celana. Ia sewot juga.
"Buka dan buang celanamu!"

Pelan-pelan dibukanya celananya yang baru, yang
gagah dan canggih modelnya, dan mendapatkan burung
yang selama ini dikurungnya sudah kabur entah ke mana.

(1996)
-dikutip dari kumpulan puisi Joko Pinurbo "Celana"(1999)

Tidak ada komentar: