17 Februari 2002

Hasil curian catatan satu penjaga warnet.

Kesunyian hari tak bermatahari menyergap. terperangkap. Para lain sudah terlelap. Tersisa penjaga malam mencari bulir bulir remah pecahan kehidupan. Mungkin, terselip diantara rombongan angin, menggantung di embun yang terkait ujung daun pohon tepian jalan berhias kuning lampu berteman laron insomnia, merasuk pukulan di tiang listrik dari peronda Pa Ilityang istrinya sedang hamil 9 bulan tapi tak berduit sulit , tertancap pada tertawa perempuan malam dengan mulut berbau bius berbaju sedikit menantang cahaya bulan yang malu malu tapi mau. "Munculah penuh , bulan. Temani aku ... "
Rokok menyedikit terhisap mulut yang menghembuskannya membentuk wajah wajah menyeringai mengejek jelek. Kemudian keluar dari kisi kisi jendela berjeruji besi, mengumpul sebentar, kemudian menyebar , menebar kabar ke seluruh dunia yang tak sabar bahwa sebuah manusia tergetar gemetar duduk menatap kehidupan dengan mata yang nanar samar.
Ayam berokok terlalu pagi membangunkan jantan lain. Mungkin dia tidak tahan sendiri menunggu pagi.
Aku juga ingin membangunkanmu. "Seandainya ...." Aku ingin berbicara tentang masa akan datang yang kulihat seperti tebing licin menjulang dijaga elang pemakan tulang dengan kepak sayap membentang ciptakan angin topan panas meradang.
Atau tidak perlu bicara apa apa. Hanya bersisian bergenggaman bersentuhan sesekali berguman dalam mulut yang beraduan berkes ....
"eh ,ada pelanggan datang ..."

Tidak ada komentar: