20 Januari 2002

Sebuah dialog [I]
utk d.a.r.

Hari itu bertutupkan kain bandana biru, separuh wajahmu dan bingkai kacamatamu menghiasi kesan-kesan penutupan hati yang luka. Seekor macan yang garang, terluka tetapi masih menunjukkan kegagahannya. Kulit-kulit kehitaman itu, itu kulitmu, bukan kulitnya. Kegelapanmu sewaktu lampu-lampu dipadamkan untuk satu malam saja. Adakah yang salah dalam belaian keibuan dan berbagi kehangatan? Lalu mengapa pagi berlarian melarikan diri, ke arah barat dan ke arah timur. Mereduplah pelita-pelita hati dalam sekejap bersama deruman motor yang terpencar pada sisi jalanan. Dan aku hanya tersisa dengan sebatang rokok di meja tamu. Karena dua malam itu tidak melahirkan cerita-cerita seribu seratus malam, hanya pembicaraan-pembicaraan dini belaka, empat puluh delapan jam lamanya.

Tidak ada komentar: