lalu kemudian begitulah cara cinta menyapa
merayu berbisik memeluk mencium menyetubuhi bahkan membuatku mengandung anakmu
serupa teriknya suatu siang yang diiringi hujan bahkan badai yang memporakporandakan hidupku
membuatku mengenal apa itu tawa di sela rintih ..
dan tangis di sela kepuasan kepuasan yang membuatku tak ingin lagi hidup,
pelangi di batas timur, tak pernah terjamah walau warna indah di mata
"usah hiraukan hina, tertawalah .. walau cuma letih yang terbuai"
"jangan menangis" itu katamu di gendang telingamu,
dua botol vodka hampir kosong, kamu, aku dan televisi tanpa suara ..
sementara lidahmu dengan rakusnya masih saja menjilati selangkanganku dan gigimu masih saja mencicipi payudaraku
serupa itulah cinta di matamu, nafsu dimataku, dan gairah di mata kita
usah bicara, lakukan saja .. lalu kita akan sama sama mengerti .. bahwa masih ada berjuta kata yang bisa diterjemahkan lewat redupnya tatap matamu .. lewat hembusan nafasmu di pori poriku..
"aku lemah, masih saja lemah .. "
saat remang remang langit malam kota jakarta penuh dengan lampu lampu billboard yang menantang kita
cadar cadar birahi yang mulai mengoyak ngoyakan arti kata setia,
meredam kata istri jauh dari pikiranmu
lalu kesetiaan mulai berlumut diantara ekstase ekstase yang seakan akan membuat kita melayang dari gunung ke lembah ..
jangan ada jurang, kumohon
"ini rahimku, yang mengandung bakal anakmu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar