Cerita Sebelum Tidur
:untuk kahar
langit kamar semakin menyesakkan dada, seharusnya ini dongeng sebelum tidur tetapi sampai saat ini kita belum juga terlelap. sungguh aku merasakannya dari udara yang tertiup dari timur mata angin sampai ke barat ini. kita masing-masing menuju ke arah yang terlalu berlainan adanya, mencari kepulangan kita, mencari dimana letak rumah kita. sedangkan apa yang sedang kita bangun selama ini hanya beberapa rangka, beberapa tiang setengah jadi yang tak kunjung selesai.
aku mencari jejakku yang sudah lama hilang, di antara wajah kawan dan kenangan lama. kota lama yang sudah lama kutinggalkan dan nyaris enggan kujenguk walau hanya sekali waktu. aku hanya menemukan kepiluan yang ramai, keramaian yang menjadi begitu senyap, benar-benar sebuah tembok kota yang gelap suram tanpa cat. aku menemukan kota yang kehilangan mata air sekaligus air mata. tetapi langit disini tiba-tiba terlalu cerah, terlalu indah untuk itu semua.
kutemukan bantal yang bisu, guling yang kaku, dan ranjang yang beku tak bernyawa. subuh tiba dengan kantuknya yang terlalu dan matahari terbit begitu purba, mengulang suatu rutinitas yang sama berkali-kali. bumbu-bumbu menjelang pagi yang sudah basi. wajah pada kaca yang tidak juga terbasuh, lusuh dan luruh di antara tetesan air yang terlalu hangat untuk cuci muka.
seharusnya ini dongeng sebelum tidur, tetapi aku tidak menemukan jemariku di antara sela rambutmu. tidak menemukan tirai yang tersingkap sedikit oleh ujung kakimu. lagi-lagi tidak menemukan dadamu dan itu terlalu menyedihkan untuk persembahan pagi di kota yang semakin menyedihkan ini.
bgr-dini hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar