sembilan tahun dada ini berada dalam ragu.
hari ini segala fakta terpapar,
semenjak ketidak sadaran kata itu terucap
dari pangkal lidahmu,
"aku laksana terbangun..."
dengan rasa sejuta cemeti berduri mencambuk hati,
sakit, bahkan jauh lebih sakit dari sakit!!!
akuilah seterbukanya,
sebab penasaran tak mampu lagi mengubur
kelantaman pertanyaan jiwa...
"siapakah sang dewa paling beruntung itu?"
dia telah mengawaliku merengut cintamu,
hingga menggulingkan, menjatuhkanku dibalik satu harapan.
dan sekarang diriku kalah,
tertinggal jauh di sudut belakang,
olehmu... olehnya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar