25 pebruari 2004
semalam kulengkapi hariku dengan makan malam yang lezat
tapi pagi ini aku masih sakit...
jalanan ini aku lewati dengan langkah gontai tak bersemangat, berharap yang kualami ini cuma sementara saja
tak ada yang abadi, itu kataku...
cinta? abadikah?
hm... aku tak tahu
kali terakhir, cinta yang kurasa akan abadi selamanya, ternyata harus dipaksa untuk berakhir
menyakitkan...
tapi aku pun akhirnya tahu bahwa jalan cintaku memang berliku
harus kujalani, atau aku harus berputar arah,
mencari percabangan yang sudah kulewati sebelumnya
aku berharap masih ada...
24 pebruari 2004
dan sekarang sedang kuhias kabut pagi dengan nafasku...
aku sakit...
ada sisa-sisa igauanku semalam yang sampai kini masih terngiang di kepalaku
andai semalam kau ada di sini, kau akan tahu kejujuranku...
23 pebruari 2004
bahkan untuk menjadi sahabat dalam setiap keluh kesahmu saja aku tak bisa
aku lelah...
lelah dengan setiap rasa iri yang sesekali menyapa
lelah dengan sikapmu yang selalu membuatku berada di antara pilihan "ya" dan "tidak"
aku tak pernah peduli dengan apa yang mereka katakan tentangmu
aku hanya peduli dengan apa yang kurasakan tentangmu
nyatanya... meski kau begitu dekat denganku, aku tak pernah bisa mendekati dan menyentuh hatimu
putus asa...
atau memang aku yang selama ini terlalu lemah, membuatku selalu kalah, bahkan sebelum aku mendengar riuhnya arena pertempuran
tidak... aku tak punya hak untuk menumpahkan semua kemarahanku padamu
dan memang aku selalu membisu ketika apa yang kita perbincangkan mulai menguakkan kebenaran
seringkali aku menyulap semuanya menjadi canda ria, dan kau tertawa...
ah, andai kau tahu betapa kecewanya aku kala itu
dan aku selalu mengulangnya...
menyakitiku...
membuatku terbiasa dengan rasa itu...
namun harus kuakui
aku tak pernah bisa membencimu... tak sekalipun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar