: antang no tien
entah kemana larinya kata-kata
mungkin sedang berbaring di setiap ujung senja
duduk santai di pucuk pelangi
makan di sarang lebah dan cacing
semalam ada yang bergerak gerak di bulan
semacam hitam semacam putih
lalu kemudian merah
kata membuat rumah ?
sesekali ia menjenguk dalam jendela mimpi
sekedar memperlihatkan tarian bisu
senyum keberadaan dan ketiadaan
lalu pergi bersama nyanyian pagi
kemana larinya kata?
mungkinkah dia terusir senyummu
malas bersaing dengan indahmu
wahai wanitaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar