Padang rumput
: 58 Indonesiaku
Panas menyapaku kemarin
menghantar debu bersama terik
sayup mesintik berdetak lembut
mengukir prasasti kertas putih
depan dipan roda empat termangu
menanti petang setia malam
lelah berputar telusuri bebatuan
lunglai menghantar tongkat pandu
jarum tak ragu menusuknusuk
menyusup dua kain kelok benang
mengikat erat dua warna
menemani lembut wanita setengah baya
dicawan kuliat kopi kental
bersanding asbak kepul asap jingga
beberapa mili ongkokan hidangan ringan
tersenyum menegur memecah hening
ya, kulihat mereka dikelilingi
terpusara kerut kening berpeci
sewaktuwaktu desah asap kelam
paduan harap cemas bangga haru
nun jauh disana runcing bambu tersandang
bukan satu, bahkan beribu beriringan
kala kokok datang menggusur fajar
kala rumput terbebani embun
di padang rumput itu,
tiang bambu tegak berdiri
di padang rumput itu,
beribu mata berkacakaca
di padang rumput itu,
M E R D E K A
Cairo, 17 Agustus 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar