akhirnya aku harus pulang
:refleksi atas sebuah cinta jarak
akhirnya kau dan aku harus kembali memasuki gerbong
gerbong yang berbeda. kau berlari ke arah timur matahari
sedang aku tertatihtatih ke arah barat, mempertegas
sebuah kepulangan
derit kereta kembali menelan tubuhmu dari stasiun tua
milik kita. kota ini menyimpan sekelumit kisah kecil kau
dan aku yang kelak hanya akan jadi kelakar
senandungku mencoba mengalahkan lengking peluit
yang mengawali kembali jarak. dan perpisahan tetaplah
perpisahan apapun namanya. kau menjadi titik paling kecil
dalam pandangan sebelum hilang ditelan kabut pekat
aku masih terdiam di sini, menunggu sebuah gerbong
menyeretku, lantas kota ini kembali sunyi. tak ada kau,
tak ada aku
dan tibatiba aku menemukanmu benarbenar lenyap tanpa jejak
lalu kutemukan diriku sendiri tanpa siapa pun. menunggu
kepastian membawaku pulang, sedang mataku masih menangkap
sketsa wajahmu meski samar
belum sempat kutanyakan tentang arti rindu
kau telah begitu saja lenyap. melangkahkan kaki ke arah panggilan
milik ibu, dan dalam kepalamu masih ada mimpi tentang
kampunghalaman yang rindang
kita telah benarbenar berjarak, sedang usia terus bergerak
aku kembali sendiri, terasing dalam sunyi yang nyata
dalam hampa yang terasa lekat
aku pemuja sepi yang akhirnya harus pulang
menuju entah!
01:15 am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar