menyeruak bebatuan
di negeri ini yang tertinggal hanya puing peradaban
sisa dari berbagai upacara dan peristiwa. setetes airmata,
sepinggan doa telah lenyap dibakar pejiarah yang kalut
ada yang menyempurnakan kesedihan lewat jalan setapak
yang menanjak
di negeri ini tak hanya gemericik air yang telah lenyap
namun tangis bayi, lenguh kerbau, cericit burung, desah
angin dan gemerisik dedaunan pun ikut terbang bersama
sengketa juga dendam
di negeri ini tak sejengkal tanah pun sebagai rumah
maka kuseret peradaban dalam langkahlangkah berat
dan di punggungku masih juga sarat amanat, tanggung
jawab sebagai anak. sedang rindu kepadamu masih merasuk
dalam batin, menggenapkan kesakitan yang kudus
dalam cintamu yang berbatu, kukayuh lagi langkah
mencari rumah sebagai persinggahan abadi.
BumiAllah, 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar