seseorang menanam di sela sela kantormu
ia begitu tekun di timpa sinar sinar yang terkadang menyengat gatal
sesuatu menjadi sangat teratur di garis hidup yang teratur
baris baris kacang yang teratur
jika ia berkeras ditanah ini sebelum menghasilkan istirahat siang yang nikmat
mungkin akan lebih berarti dari pada ia diam mengobral nasib
mendengar suara suara yang kerap menghardik dari lantai dua dengan kertas dan tisu
juga bangunan yang baru di tumbuhkan dengan pekerja yang terburu menginjak injak benih
tidak memaksa menyalakan api rokoknya
masih banyak rumputan yang harus dicabut
masih banyak hal hal yang perlu ia kerjakan
menatap tumbuhnya kacang dan masih setia untuk mengakrabi
di sepetak yang tersisa dari ulat belalang tikus seperti pada seorang cucunya
kelak ia akan mendapat yang lebih bukan pada dirinya sendiri
seseorang dengan tatap mata burung menatap iri ingin bertanya tentang semacam etos kerja
bagaimanakah menumbuhkannya
baik baik kau terus tanam kacang sajalah
membicarakan harga pupuk cara mengolah tanah serbuan tikus juga kangenmu pada branjangan
biar ia disini bercakap dengan dingin ruangan dengan kertas kertas yang mengkerdilkan harga dirinya
maret 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar