disconnected
baiklah. tak akan kuijinkan sperma ini sia-sia. mungkin bisa jadi lem untuk sampul surat. telah cukup banyak puisi, kini saatnya berbasa basi. lima menit lagi perbincangan ini mesti selesai, dengan atau tanpa ejakulasi
sungguh, aku iri
para penyair begitu ceria akhir-akhir ini, mungkin terserang virus kelelawar, atau sedang demam tinggi. sementara aku bertarung, antara hidup dan mati, memperebutkan segenggam bola kasti. cinta barangkali. aku tak peduli. puisi juga tak peduli, apalagi bola kasti
monitor berkedip. berhenti!
aku terus berlari. pundakku masih nyeri oleh bekas gigi, mungkin punya tardji, mungkin sapardi. aku yakin, nyeri itu pasti dari obrolan pagi. lagi-lagi
surat demi surat kutulis sia-sia. tak kutemukan sebuah alamat. ini gila. tapi sungguh, alamatmu tak ada di sana, juga di surat-surat lama. mungkin nanti
saat ini
aku mesti berlari
sebelum aku mati
sekali lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar