aku dayak
terasing ku pada tanah perpijak
terpatung tugu-tugu mati pembangunan
terpahat rebahan sedih kayu gelondongan
vini vidi vici
aku benci
segala parut bentuk arogansi
tuhan perut diri sendiri
kami dayak
kami berotak
tidak cuma menolak
kami berontak
bantalkan coklat sungai pada kepala
gulingkan pohon mati pada tangan kaki
mimpikan suatu hari
tidak terjepit di tanah sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar